Loading
Foto ilustrasi Gunung Semeru erupsi pada 12 Juni 2025. (Antaranews)
LUMAJANG, ARAHKITA.COM - Getaran banjir lahar hujan dari Gunung Semeru tercatat berlangsung lebih dari lima jam pada Jumat malam (27/6), setelah hujan deras mengguyur wilayah puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
"Berdasarkan pengamatan kegempaan, tercatat satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 20 mm dan durasi 19.800 detik atau sekitar 5,5 jam," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Sabtu pagi.
Selama periode 24 jam pengamatan pada Jumat, Gunung Semeru juga mengalami 36 kali gempa letusan dengan amplitudo 10–22 mm dan durasi 62–205 detik. Selain itu, tercatat tujuh kali gempa hembusan, dua kali gempa harmonik, dan satu kali gempa tektonik jauh.
"Semeru juga mengalami 7 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-8 mm dan lama gempa 42-91 detik," tuturnya.
Baca juga:
Gunung Semeru Alami Banjir Lahar, Getarannya Berlangsung Selama 5 Jam Lebih, Status Masih WaspadaKemudian juga tercatat 2 kali harmonik dengan amplitudo 5 mm dan 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10 mm, S-P 22 detik dan lama gempa 48 detik.
"Pengamatan secara visual Gunung Semeru tertutup Kabut 0-II hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan barat laut," katanya, dikutip Antara.
Mukdas menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, katanya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Lebih lanjut ia mengatakan masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.