Rabu, 31 Desember 2025

BGN Tutup 40 Dapur Program Makan Bergizi Gratis yang Langgar SOP, Ribuan Anak Terdampak


  • Jumat, 26 September 2025 | 21:30
  • | News
 BGN Tutup 40 Dapur Program Makan Bergizi Gratis yang Langgar SOP, Ribuan Anak Terdampak Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang (tengah) didampingi Ketua Umum Pergizi Pangan sekaligus Guru Besar Ilmu Gizi IPB Hardinsyah (kanan) dan Staf Khusus BGN bidang komunikasi Redy Hendra Gunawan (kiri) memberikan keterangan di Kantor Badan Gizi Nasional (BGN) di Jakarta, Jumat (26/9/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara 40 dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah ditemukan pelanggaran serius terhadap standar operasional prosedur (SOP). Dari total 45 dapur yang bermasalah, sebagian besar langsung ditutup tanpa batas waktu hingga proses investigasi dan perbaikan selesai.

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan bahwa pengawasan ketat terhadap satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dan dapur MBG akan terus dilakukan secara berjenjang.

“Sampai sore ini (26/9/2025), ada 45 dapur MBG yang terbukti tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab insiden keamanan pangan. Dari jumlah itu, 40 dapur kami tutup sampai semua investigasi dan perbaikan fasilitas selesai,” ujar Nanik dalam konferensi pers di Jakarta.

Syarat Ketat untuk Mitra MBG

BGN juga mewajibkan seluruh mitra MBG melengkapi dokumen penting seperti Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), sertifikat halal, serta sertifikat penggunaan air layak konsumsi. Batas waktu yang diberikan adalah satu bulan.

“Kalau dalam satu bulan tidak terpenuhi, kami akan menutup dapur tersebut. Kontrak hanya berlaku setahun dan ada klausul penghentian sepihak. Kami tidak main-main dengan kesehatan anak-anak Indonesia,” tegas Nanik dikutip Antara.

70 Kasus Keracunan Selama 2025

Sepanjang Januari–September 2025, tercatat 70 insiden keamanan pangan dalam program MBG, termasuk kasus keracunan yang menimpa 5.914 penerima manfaat.

Wilayah I (Sumatera): 9 kasus dengan 1.307 korban, termasuk di Kabupaten Lebong (Bengkulu) dan Kota Bandar Lampung.

Wilayah II (Pulau Jawa): 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG terdampak.

Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara): 20 kasus dengan 997 penerima terdampak.

Penyebab Utama Keracunan

Dari investigasi, penyebab keracunan terkait dengan bakteri berbahaya, di antaranya:

  • E. coli pada air, nasi, tahu, dan ayam.
  • Staphylococcus aureus pada tempe dan bakso.
  • Salmonella pada ayam, telur, dan sayuran.
  • Bacillus cereus pada menu mi.
  • Coliform, klebsiella, proteus, serta bakteri lain pada air terkontaminasi.

Langkah penutupan dapur MBG ini, menurut BGN, merupakan bagian dari komitmen menjaga keamanan pangan sekaligus melindungi kesehatan anak-anak penerima program di seluruh Indonesia.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru