Selasa, 30 Desember 2025

Ketika Hari Pahlawan Menyapa Batin Meinar: Doa, Kenangan, dan Rasa Cinta Tanah Air


  • Selasa, 11 November 2025 | 22:30
  • | News
 Ketika Hari Pahlawan Menyapa Batin Meinar: Doa, Kenangan, dan Rasa Cinta Tanah Air Meinar Dwi Yantie. Untuk pertama kalinya, ia mengikuti Misa Kudus Peringatan Hari Pahlawan yang digelar oleh Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI), Keuskupan yang menaungi umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri, pada Selasa (11/11/2025). (Foto: Istimewa)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Hari Pahlawan tahun ini menjadi momen yang begitu personal bagi Meinar Dwi Yantie. Untuk pertama kalinya, ia mengikuti Misa Kudus Peringatan Hari Pahlawan yang digelar oleh Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI), Keuskupan yang menaungi umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri, pada Selasa (11/11/2025). Bagi Meinar, kehadiran dalam misa tersebut bukan sekadar ritual, tetapi perjalanan batin yang menggugah sekaligus menenangkan.

Misa yang dipimpin oleh Kardinal Ignatius Suharyo dan didampingi Wakil Uskup Romo Kolonel Yos Bintoro berlangsung dalam suasana yang hening, khidmat, dan penuh haru. Saat lagu-lagu perjuangan menggema mengiringi prosesi masuk para imam dari empat matra TNI AD, AL, AU, hingga Polri, Meinar merasakan getaran kuat di dalam dirinya. Ada paduan yang indah antara semangat kebangsaan dan kekuatan iman yang menyatu dalam langkah menuju altar Tuhan.

“Pengalaman ini sungguh berbeda,” ujar Meinar pelan, masih tenggelam dalam suasana misa. “Mendengar lagu-lagu nasional bergema di dalam gereja itu rasanya sakral sekali. Ada cinta tanah air yang menyala, tapi juga kehadiran Tuhan yang begitu dekat.”

Tatapannya kemudian tertuju pada deretan foto para pahlawan Katolik yang terpajang di dalam gereja. Wajah-wajah penuh keteguhan itu seakan berbicara tentang keberanian, pengorbanan, dan sejarah panjang bangsa. Di momen itu, Meinar merenung: siapa pahlawan dalam hidupnya?

Jawabannya hanya satu: alm. Brigjen TNI (Purn) Nanno Purmono, ayah yang selalu hidup dalam kenangan.“Papa adalah pahlawan pertamaku,” tuturnya. “Beliau lahir dari keluarga muslim, namun setia menjalani hidup sebagai seorang Katolik hingga akhir hayat. Sebagai prajurit TNI AD, Papa pernah bertugas di berbagai daerah konflik dan menjadi Atase Pertahanan di KBRI Singapura tahun 1997–2000.”

Kenangan akan sang ayah menghadirkan kehangatan sekaligus rasa haru. Dari beliau, Meinar belajar bahwa kepahlawanan tidak hanya soal berada di medan perang, tetapi juga tentang setia pada iman, nilai-nilai kebenaran, dan panggilan hidup.

Di penghujung misa, Meinar menengadah, membiarkan rindu dan syukur bertemu dalam doanya.

“Terima kasih, Tuhan. Terima kasih untuk Papa, pahlawan di bumi yang kini Kau panggil untuk beristirahat bersama para kudus,” ucapnya dengan senyum kecil yang sarat kedamaian.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru