Loading
Kondisi jalan provinsi yang tertimbun tanah longsor di Sungai Landia, Kecamatan Ampek Koto, Agam. ANTARA/Yusrizal.
LUBUK BASUNG, ARAHKITA.COM — Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Agam sejak 22—27 November 2025 berdampak besar pada akses transportasi di Sumatera Barat. Jalan nasional yang menghubungkan Padang–Pasaman Barat dikabarkan terendam banjir setinggi 30 hingga 70 sentimeter, membuat kendaraan sama sekali tidak bisa melintas sejak Kamis (27/11/2025).
Genangan air terparah terjadi di Muaro Kandang, Salareh Aia Barat, Kecamatan Palembayan. Kepala BPBD Agam, Rahmat Lasmono, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi sejak Rabu malam membuat badan jalan tenggelam dan lalu lintas lumpuh total.
Tak hanya itu, jalur lain yang menghubungkan Lubuk Basung–Bukittinggi juga terputus karena tertimbun material longsor di Muko-Muko dan Alai, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya. Bahkan setelah longsor, wilayah ini kembali tergenang banjir setinggi sekitar 50 sentimeter di Sungai Rangeh, Nagari Bayur.
"Untuk saat ini, satu-satunya rute yang masih aman dilewati adalah Lubuk Basung menuju Kota Padang," ujar Rahmat.
Situasi serupa terjadi di beberapa titik jalur provinsi dari Palembayan menuju Bukittinggi, yang kini tidak dapat dilalui akibat tingginya air dan material longsor yang menutup jalur.
Skala bencana yang terjadi cukup besar. BPBD Agam mencatat 13 dari 16 kecamatan di wilayah tersebut terdampak banjir, banjir bandang, hingga angin puting beliung. Tidak sedikit titik jalan yang tertutup longsor maupun tergenang banjir, sehingga masyarakat terpaksa mencari akses alternatif dikutip Antara.
Sementara itu, banjir bandang yang menerjang Malalak Timur, Kecamatan Malalak pada Rabu (26/11/2025) menyebabkan puluhan rumah rusak dan dua warga dilaporkan hilang. Setidaknya 135 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi demi keselamatan.
Bencana hidrometeorologi ini menjadi peringatan bahwa curah hujan tinggi masih harus diwaspadai, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor.