Loading
Tokoh Masyarakat, Pendiri KBM Jaya, Josef Blasius Bapa bersaksi ketika tampil sebagai salah satu pembicara pada seminar nasional Merajut Nilai Keutamaan Frans Seda dalam Menata Kemajuan Bangsa yang diselenggarakan KBM Jaya di Jakarta, Jumat, (20/1/2023). (Foto: Istimewa)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Gagasan-gagasan yang dibuat Frans Seda selalu melampaui apa yang menjadi tugas pokoknya. Salah satu tugasnya sebagai Menteri Perhubungan adalah membuka isolasi Indonesia Timur dengan jalur penerbangan dan jalur laut. Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini terbesar di Indonesia dibuka dan diresmikan oleh Frans Seda. Konsep kawasan Nusa Dua, Bali, dibuat oleh Frans Seda dan kemudian mendirikan Bali Tourism.
“Itu gagasan Frans Seda dan saya menjadi saksi hidup, saya ikut, Kompas Gramedia saya ikut. Saya yang membawa surat kepada Gubernu Bank Indonesia (BI) untuk minta dibantu pembelian mesin cetak Kompas Gramedia,”ungkap Tokoh Masyarakat, Pendiri KBM Jaya, Josef Blasius Bapa bersaksi ketika tampil sebagai salah satu pembicara pada seminar nasional "Merajut Nilai Keutamaan Frans Seda dalam Menata Kemajuan Bangsa" yang diselenggarakan KBM Jaya di Jakarta, Jumat, (20/1/2023)
Ditambahkan Blasius Bapa, ketika Frans Seda menjadi Menteri Perkebunan, sejumlah perkebunan peninggalan Belanda diperbaharui, termasuk mendirikan pabrik gula.
Baca juga:
Dorong Pemberian Gelar Pahlawan bagi Frans Seda, Begini Kesaksian Blasius Bapa Pendiri KBM JayaGagasan lain dari Frans Seda adalah membenahi Pulau Batam yang bakal bersaing dengan Singapura. Tugas survei dilakukan dengan membawa para ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Gagasan Frans Seda dan El Tari (Gubernur NTT) mau memindahkan sapi-sapi yang kurus kering di padang rumput di Timor dan Sumba untuk penggemukan (fattening) dan pembibitan (breeding) di Pulau Batam.
“Frans Seda merupakan tokoh cerdas dan banyak memberikan kontribusi bagi negara, terutama saat akhir kekuasaan Orde Lama. Saat inflasi melonjak hingga 650% dan oleh Frans Seda berhasil diturunkan menjadi 112%. Dia juga melakukan pembenahan menyeluruh pada organisasi Kementerian Keuangan ketika menjadi menteri keuangan pada tahun 1966 sampai 1968, beliau membuat Direktorat Pajak serta Direktorat Bea dan Cukai,”papar Blasius Bapa.
Dalam kesempatan tersebut Blasius juga menggambarkan kedekatan dengan Frans Seda yang sudah dikenal sejak tiba dengan kapal laut di Jakarta seusai studi di Belanda. “Kami bertemu di tempat tinggalnya Jl Diponegoro No. 1 Jakarta dan langsung mengenalkan diri sebagai anak dari Kapitan Bapa. Ayah Frans Seda adalah Kapitan Mego yang sama-sama menjadi guru sehingga akrab dengan beliau. Hanya dalam 8 tahun (setelah tiba dari Belanda tahun 1956) Seda sudah menjadi Menteri Perkebunan. Sejak dia datang sampai meninggal saya antar beliau ke San Diego Hills,”tutur Blasius Bapa.
Lanjut cerita Blasius Bapa, kedekatan dengan Frans Seda bukan sebagai sekretaris pribadi, tetapi asisten khusus. Ada beberapa gagasan besar beliau yang saya ikutin. Mulai dari persetujuan Frans Seda untuk bangun Hotel Grand Sahid Jaya. Dahulu sering ada demo besar-besaran karena dianggap masih berafiliasi dengan Cendana. Dan Frans Seda yang tanda tangan persetujuan tersebut. Jadi ini menjadi alasan memilih lokasi seminar. Awalnya mau di Hotel Borobudur karena yang membangun juga Frans Seda. Semakin malam, kecerdasan Frans Seda semakin bertamah. Saat berpacaran dengan Ibu Jo Seda, saya selalu mendampingi jalan-jalan.
“Selama 40 tahun lebih saya mendampinginya hingga diangkat menjadi staf khusus Menteri Perhubungan. Penugasan internasional yang saya dapat adalah penghubung kerja sama Provinsi Antwerpen dengan Pulau Flores, mitra saya adalah Duta Besar Belgia. Kerja sama dengan Belgia untuk membantu Pulau Flores yang miskin, namun karena El Tari meninggal sehingga program tidak dilanjutkan,”tuturnya.