Loading
Aktris Zaskia Adya Mecca (instagram/zaskiadyamecca)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Selama pandemik COVID-19, kegiatan lebih banyak dilakukan dalam rumah. Hal ini karena kebijakan pemerintah yang menetapkan pembatasan fisik maupun sosial dalam jangkauan yang luas dan banyak.
Selama bulan suci Ramadhan ini pun, aktivitas juga terbatas dilakukan di dalam rumah. Kondisi bisa menimbulkan kejenuhan karena masyarakat yang terbiasa mobile dengan melakukan beragam kegiatan, kini ‘terlokckdown’ selama wabah ini dinyatakan berangsur menghilang dan tidak lagi mengancam kesehatan.
Namun bagaimana kejenuhan terus menghantui? Nah, ini saran dari para ahli yang menawarkan kegiatan edukatif dengan membaca bersama anak, seperti yang dilakukan aktris Zaskia Adya Mecca. Selama Ramadahan yang tahun ini dibayangi wabah virus corona, ia pun melakukan aktivitas bermanfaat baginya dan anak-anak. Yakni, membaca bersama anak-anaknya yang terbilang masih belia. Menurutnya, selain kegiatan ini menyenangkan, aktivitas ini pun dapat mengoptimalkan perkembangan bahasa anak. Orang tua juga dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti apa yang baru saja terjadi kepada karakter utama. Selain bertanya, penting juga bagi orang tua untuk memberikan cukup waktu bagi anak untuk menyusun jawaban mereka. Semakin muda usia anak, semakin banyak waktu yang dibutuhkan.
Lalu, bagaimana caranya mengarahkan pertanyaan untuk tidak saja mengembangkan kemampuan bahasa anak, tetapi juga mengasah keterampilan sosialnya? Berdasarkan sebuah eksperimen yang dilakukan pada anak-anak di tahun 2013, terdapat empat hal yang dapat dilakukan, dengan menceritakan satu cerita yang sama sebanyak empat kali.
Bimbing anak dengan menerangkan alur cerita bahan bacaan
Ketika orang tua membaca buku cerita bersama untuk pertama kalinya, maka orang tua perlu memberi tahu pada anak tentang judul dan penulis buku yang sedang dibaca. Orang tua dapat mengajak anak untuk melihat halaman sampul dan membahas gambar apa saja yang ada di sana, bagaimana kira-kira ceritanya nanti. Kemudian, anak diajak melihat semua ilustrasi yang ada di dalam buku ceritanya sembari dijelaskan bagaimana alur ceritanya. Ketika membaca buku cerita ini bersama, pastikan orang tua menjelaskan beberapa kata yang belum dipahami oleh anak.
Ajukan pertanyaan dengan tema Sosio-Kognitif
Baca juga:
Membaca Hentakan Gubernur NTTKali kedua orang tua membacakan buku cerita yang sama, orang tua menanyakan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tema sosio-kognitif. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan orang tua bersifat terbuka dan fokus pada perasaan, pikiran, keyakinan, serta harapan karakter yang diceritakan. Contohnya, mengapa karakter utama melakukan ini atau itu, bagaimana perasaan salah satu karakter jika karakter lainnya melakukan ini atau itu, mengapa karakter ini merasa begitu, dan lain sebagainya.
Dihubungkan dengan Pengalaman Pribadi Anak
Kali ketiga, orang tua memberikan pertanyaan-pertanyaan lain seputar pengalaman anak dan kemiripan dengan peristiwa yang terjadi di cerita. Orang tua dapat bertanya dengan pengandaian juga, sesuai dengan usia anak, seperti bagaimana perasaan anak jika hal yang sama terjadi padanya, mengapa anak merasa demikian, dan apa yang akan dilakukan anak jika hal yang sama terjadi.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali
Setelah mendiskusikan isi cerita beberapa kali, mintalah anak untuk bercerita ulang. Hal yang perlu diingat di sini adalah bahwa orang tua sifatnya menjadi pendengar, sehingga orang tua perlu sabar dan memberi waktu yang cukup bagi anak untuk menyelesaikan ceritanya. Jangan terburu-buru mengoreksi atau menyudahi cerita anak.
Selama pandemi, kita menjadi lebih intens bertemu dan berinteraksi bersama dengan anggota keluarga, termasuk orang tua dengan anak-anaknya yang mungkin sebelumnya tidak intens berinteraksi karena anak-anak belajar di sekolah dan orang tua bekerja di luar rumah. Maka, waktu di rumah yang lebih banyak sekarang ini tidak ada salahnya untuk meningkatkan intensitas membaca bersama buah hati tercinta.