Loading
Aktivis sosial dan budaya, Simply da Flores . (Foto: Istimewa)
Oleh: Simply da Flores
PROPINSI NTT sedang dipimpin oleh Pejabat Sementara Gubernur. Dijadwalkan bahwa dalam tahun ini akan ada Pemilihan Gubernur NTT definitif.
Setelah pemilihan 2024, di media sosial sudah diperkenalkan sejumlah sosok bakal calon gubernur NTT. Ada yang pernah menjadi pejabat, ada dari kalangan politisi parpol, ada yang sedang jadi legislatif dan banyak juga dari kalangan sipil.
Salah satu di antaranya adalah sosok Franciscus Go. Beliau seorang sipil, enterpreneur dan pegiat sosial budaya di diaspora, hidup di kota Metropolitan Jakarta. Dari perjumpaan dengan pribadinya, serta publikasi rekam jejak digital, saya mau mencatat beberapa hal.
Persoalan dan Tantangan Pembangunan Flobamora
Baca juga:
Warga Belu Gunakan Hak Pilih di MalakaDi bumi Flobamora, Flores- Sumba - Timor - Alor - Rote - Sabu dan semua pulau-pulau kecilnya, bermukim masyarakat Propinsi NTT. Ada banyak keunikan alam dan budaya, ada aneka cerita sejarah, hingga sosok wajah NTT hari ini.
Dari catatan sejarah, khusus pemimpin politik NTT sejak 1958, menurut pengetahuan saya, belum ada sosok pribadi dari kalangan enterpreneur dan sipil bukan dari Parpol. Karena Itu, untuk kehadiran Frans Go, adalah sebuah harapan yang menarik bagi saya. Beliau juga sosok yang selalu dekat dengan masyarakat Flobamora, baik di diaspora maupun di kampung halaman, karena sering berkunjung di berbagai wilayah NTT.
Menurut saya, kondisi NTT saat ini dan ke depan, sangat dibutuhkan figur inovatif dengan kualitas manajerial profesional, untuk memimpin pembangunan NTT. Dari kalangan politisi dan birokrat sudah ada pengalaman. Juga dari kalangan aktivis LSM yang berbasis Parpol sudah pernah ada
Persoalan utama membangun NTT adalah pengembangan sumber daya manusia untuk menjadi tuan di negeri sendiri. Potensi sumber daya alam dan budaya Flobamora harus dikembangkan secara cerdas, kreatif dan profesional. Apalagi selama ini pendapatan asli Daerah NTT masih minim, sehingga seluruh proses pembangunan bergantung pada anggaran dari Pemerintah Pusat.
Peluang zaman digital milenial ini, hemat saya, membutuhkan Pemimpin NTT yang profesional, berpengalaman enterpreneur dan mempunyai kemampuan manajemen yang handal untuk memimpin NTT. Dalam konteks inilah, menurut saya, sosok pribadi Frans Go menjadi seorang calon yang sangat pantas dipertimbangkan dan dipilih masyarakat serta dicalonkan Parpol.
Pemimpin Politik untuk "Salus Populi"
Menjadi pimpinan politik di sebuah wilayah administrasi pemerintahan adalah mandat tugas kepercayaan, baik dari rakyat maupun negara. Yang sering dialami berbeda adalah soal tujuan dan kepentingan yang diemban. Jelas tidak bisa dipungkiri adalah soal kepentingan Parpol yang mengusung, para pihak pendukung modal saat pencalonan, juga kepentingan pribadi dan kelompok dari Sang Pimpinan Politik bersangkutan.
Lalu, dimana kepentingan rakyat yang memilih serta serta warga masyarakat yang dipimpin ? Sering terdengar ungkapan salus populi suprema lex'- keselamatan kesejahteraan rakyat hukum tertinggi. Jawabannya adalah pada fakta kemiskinan dan nasib rakyat. Seberapa berubah dan meningkat kesejahteraan rakyat selama seorang pemimpin politik menjabat. Bagaimana anggaran pembangunan dikelola dan dimanfaatkan. Bagaimana hukum dan aturan ditegakkan, serta kualitas pelayanan publik oleh aparatur negara.
Di NTT, hingga saat ini masih termasuk propinsi miskin, banyak stunting anak, tinggi angka pengangguran serta masalah sosial lainnya. Masih juga banyak kasus korupsi ditemukan, dan penyelesaiannya masih berproses. Dalam konteks inilah mendesak memiliki sosok pemimpin politik yang profesional, enterpreneur dan berkemampuan managerial handal. Frans Go adalah satu sosok pilihan yang sangat realistis.
Perlu Pendidikan Politik Warga
Dalam konteks memilih Pemimpin Politik NTT, dirasakan sangat mendesak dilakukan pendidikan politik warga. Bisa dibuat oleh lembaga agama, lembaga. Sosial budaya, lembaga pendidikan, lembaga jurnalis serta Parpol. Alasan utama adalah kebanyak warga masih pemilih tradisional, juga bervariasi latar belakang pendidikan.
Dalam pemilu terakhir, ditenggarai banyak warga memilih secara spontan karena berbagai alasan pragmatis. Bahkan ada yang memilih karena melihat ramai di medsos. Atau alasan 'perasaan tidak enak' karena hubungan keluarga dan relasi budaya serta agama.
Semoga dengan pendidik politik warga dan pemilih, semakin meningkat kesadaran masyarakat tentang tupoksi seorang Pemimpin Politik Daerah - Gubernur/Bupati, serta sosok seperti apa yang dibutuhkan saat ini ke depan.
Frans Go untuk Reformasi Flobamora
Sosok pribadi Frans Go, jika dicalonkan dana dipilih menjadi Gubernur NTT, hemat saya, adalah sebuah reformasi demokrasi di NTT. Alasannya adalah parpol dan masyarakat Flobamora membuat sebuah gerakan pembaharuan. Memilih Pemimpin Politik, bukan untuk rutinitas hajatan politik, tetapi mendasarkan kepada kebutuhan urgen zaman now. Flobamora mau berdikari, mau meraih kesejahteraan NTT secara cerdas, kreatif dan inovatif. Dan karena itu memilih pemimpin yang profesional, berpengalaman enterpreneur dan memiliki kapasitas handal manajemen. Pemomoin Politik zaman now, harus pribadi yang mengenal dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk memajukan kesejahteraan masyarakat Flobamora di Propinsi NTT.
Frans Go, menurut saya adalah sosok mutiara Flobamora yang sangat pantas dan siap dewasa ini. Semoga menjadi sharing dan pertimbangan segenap warga Flobamora serta Parpol, dalam konteks Pilgub NTT 2024. Maka, pencalonan tidak semata karena didukung Parpol dan ada modal politik nya. Juga bukan populer di sosmed dan bisa omon-omon. Rakyat harus tahu dan mau memilih Pemimpin Politik yang dibutuhkan, bukan karena politik uang dan sembako. Pemimpin yang mampu bekerja bersama rakyat dan menjadi nahkoda perubahan menuju kesejahteraan yang lebih baik. "Kalo bukan sekarang, kapan lagi. Kalo bukan kitorang, siapa lae. Kitong Flobamora, kitong mau Lebe bae"
Semoga!
Penulis adalah Aktivis Sosial dan Budaya.