Loading
Menkeu Sri Mulyani sampaikanhasil rapat berkala KSSK di Kantor LPS, Jakarta. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa suntikan dana sebesar Rp16,6 triliun kepada Perum Bulog berhasil mendorong cadangan beras nasional ke rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Menkeu menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah memperkuat ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga.
Menurut Sri Mulyani, dana yang digelontorkan diberikan dalam bentuk investasi nonpermanen yang digunakan untuk memperkuat cadangan beras Bulog sekaligus mendukung kestabilan pasokan di tengah fluktuasi global. Selain itu, kebijakan ini melengkapi langkah deregulasi sebelumnya, termasuk pemangkasan 145 aturan dalam distribusi pupuk yang turut berdampak pada meningkatnya produksi beras nasional.
Dampaknya tercermin pada peningkatan produksi beras ke 19,09 juta ton pada Januari hingga Juni 2025 atau setara kenaikan 13,2 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Dengan kinerja tersebut, maka pertumbuhan sektor pertanian agrikultur di triwulan I-2025 mencapai 10,52 persen year-on-year (secara tahunan),” ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan stok beras nasional mencatat rekor tertinggi sebesar 4,2 juta ton hingga pertengahan tahun 2025.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan 4,2 juta ton beras yang berhasil disimpan oleh Perum Bulog merupakan capaian tertinggi sejak Indonesia Merdeka, dan menjadi tonggak penting dalam misi besar menuju swasembada pangan.
Dia pun memprediksi stok beras nasional akan bertambah lagi saat panen raya pada Agustus 2025 yang diperkirakan menambah stok nasional hingga 1 juta ton.
“Jadi masyarakat dijamin punya beras. Tidak ada yang perlu khawatir,” ujarnya dikutip Antara.
Sementara itu, serapan beras Bulog hingga Juni 2025 mencapai 2,65 juta ton, hampir mendekati target 3 juta ton.
Pemerintah pun menambah target penyerapan beras dalam negeri kepada Perum Bulog sebanyak satu juta ton untuk tahun 2025 ini.
Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 Tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Bulog diminta untuk menyerap tiga juta ton beras sepanjang 2025. Dengan tambahan tugas ini, maka targetnya menjadi empat juta ton.