Loading
Saham Asia Melaju. (Antaranews/Antara/REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Pasar saham Asia menunjukkan tren penguatan pada hari Selasa, terdorong oleh optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang menarik minat besar investor di sektor teknologi. Selain itu, emas terus menguat dan mencapai harga tertinggi baru seiring spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat.
Wall Street kembali mencatat rekor setelah Nvidia mengumumkan rencana investasi hingga 100 miliar dolar AS untuk pengembangan OpenAI, dengan pengiriman perangkat pusat data pertama dijadwalkan pada paruh kedua 2026. Kondisi ini memperkuat sentimen positif terhadap perusahaan teknologi besar seperti Oracle, Apple, Nvidia, dan Tesla.
Menurut Chris Weston, kepala riset di Pepperstone, dilansir CNA dari Reuters, lonjakan di sektor teknologi membuat investor semakin agresif, termasuk dana momentum dan pelaku opsi yang turut memborong saham. Untuk mengurangi risiko, sebagian investor juga mengalihkan sebagian modalnya ke emas, yang kini diperdagangkan di level tertinggi di angka 3.755,47 dolar AS per ons, naik hampir 9 persen bulan ini.
Di Asia, saham sektor chip mendapat manfaat dari tren ini dengan indeks saham Korea Selatan naik 0,2 persen, melanjutkan kenaikan hampir 9 persen sepanjang bulan ini. Nikkei Jepang yang ditutup untuk libur nasional tetap menunjukkan penguatan 6,5 persen di September, sementara pasar Taiwan meningkat hampir 7 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bertambah 0,3 persen dan mencatat kenaikan 5,5 persen bulan ini. Saham unggulan Tiongkok juga mengalami kenaikan tipis 0,1 persen.
Sementara itu, bursa Eropa lebih berhati-hati dengan kontrak berjangka EUROSTOXX 50 naik tipis 0,1 persen, FTSE bertambah 0,1 persen, dan DAX naik 0,2 persen. Kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq stabil setelah rekor baru semalam.
Sentimen pasar global didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve setelah kebijakan pelonggaran minggu lalu. Kontrak berjangka memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga pada Oktober dan Desember. Meski ada perbedaan pandangan di internal Fed, dengan beberapa pejabat mendukung penurunan suku bunga, ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan berbicara untuk mengklarifikasi kebijakan dan prospek ekonomi.
Di sisi lain, pasar obligasi pemerintah bersiap menghadapi penerbitan besar-besaran minggu ini, dengan penjualan obligasi dua, lima, dan tujuh tahun bernilai puluhan miliar dolar AS.
Dalam pasar valuta asing, dolar mengalami fluktuasi, sementara euro dan yen stabil. Crown Swedia dipantau menjelang keputusan suku bunga bank sentral negara tersebut.
Harga minyak melemah tipis karena kekhawatiran kelebihan pasokan yang menutupi ketegangan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah. Brent turun ke 66,46 dolar AS per barel, dan minyak mentah AS berada di 62,21 dolar AS per barel.