Selasa, 30 Desember 2025

ICA-CEPA: Babak Baru Perdagangan Indonesia-Kanada dan Akses Lebih Luas ke Pasar Amerika Utara


 ICA-CEPA: Babak Baru Perdagangan Indonesia-Kanada dan Akses Lebih Luas ke Pasar Amerika Utara Presiden RI Prabowo Subianto (berdiri, dua kiri) bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney (berdiri, dua kanan) menyaksikan penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-Canada CEPA) yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (duduk kiri) dan Menteri Perdagangan Internasional Kanada Maninder Sidhu (duduk kanan), di Ottawa, Kanada, Rabu (24/9/2025). ANTARA/HO-Kemendag/aa.

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Upaya diplomasi ekonomi Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto menunjukkan hasil nyata. Setelah serangkaian negosiasi panjang, Indonesia dan Kanada akhirnya menandatangani Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) pada 24 September di Ottawa.

Kesepakatan bersejarah ini ditandatangani oleh Menteri Perdagangan RI Budi Santoso bersama Menteri Perdagangan Internasional Kanada Maninder Sidhu, dengan disaksikan langsung Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney di West Block, Parliament Hill.

Komitmen Perdagangan yang Saling Menguntungkan

ICA-CEPA menandai tonggak baru dalam hubungan ekonomi kedua negara. Kanada sepakat menghapus tarif untuk 90,5 persen produk Indonesia, sementara Indonesia membebaskan tarif 85,8 persen produk Kanada. Langkah ini membuka jalan bagi produk unggulan Indonesia seperti tekstil, alas kaki, makanan olahan, dan komponen otomotif untuk menembus pasar Kanada dengan lebih kompetitif.

Sebaliknya, Indonesia juga membuka peluang impor produk unggulan Kanada seperti gandum, logam canggih, dan komponen pesawat terbang. Dengan sifat perdagangan yang saling melengkapi, kedua negara diyakini dapat meningkatkan nilai ekspor hingga miliaran dolar dalam beberapa tahun mendatang.

Dampak Ekonomi: Ekspor dan Investasi Meningkat

Berdasarkan proyeksi, implementasi ICA-CEPA berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke Kanada hingga USD 11,8 miliar pada 2030. Selain itu, perjanjian ini diperkirakan menyumbang 0,12 persen pada pertumbuhan PDB nasional serta mendorong peningkatan investasi hingga 0,38 persen.Data perdagangan menunjukkan tren positif. Pada periode Januari–Juli 2025, total perdagangan Indonesia-Kanada mencapai USD 2,72 miliar, naik hampir 30 persen dibanding tahun sebelumnya.

Lebih dari Sekadar Perdagangan Barang

Kesepakatan ini tidak hanya berfokus pada perdagangan barang, tetapi juga membuka kerja sama di sektor strategis seperti mineral kritis, hilirisasi komoditas, pertanian, pangan, jasa, hingga ekonomi digital. Sektor UMKM dan perdagangan berkelanjutan juga masuk dalam agenda kerja sama, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas.

Dubes RI untuk Kanada, Muhsin Syihab, menegaskan bahwa ICA-CEPA akan mendorong Kanada untuk memperbesar investasi di Indonesia, khususnya pada sektor pertambangan, transportasi, dan telekomunikasi.

Akses Lebih Luas ke Pasar Global

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai bahwa ICA-CEPA membuat Indonesia semakin menarik sebagai tujuan pasar bagi Kanada. Produk kedua negara dinilai tidak saling bersaing, melainkan komplementer. Hal ini sekaligus membuka pintu masuk bagi investasi asing langsung (FDI) dari Kanada.

Kesepakatan ini juga memberi keuntungan strategis. Indonesia semakin kokoh menancapkan pengaruhnya di Amerika Utara, sementara Kanada mendapatkan jalur baru memasuki pasar Asia Tenggara melalui Indonesia.

Dengan ditandatanganinya ICA-CEPA, Indonesia semakin percaya diri menghadapi dinamika perdagangan global, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat. Kesepakatan ini bukan hanya soal ekspor dan impor, tetapi juga simbol dari penguatan posisi Indonesia di kancah ekonomi dunia.

Melalui kemitraan strategis ini, Indonesia dan Kanada sama-sama melangkah ke babak baru perdagangan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan saling menguntungkan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru