Loading
Duta Besar RI untuk Kanada Muhsin Syihab (kanan) dan Konsul Jenderal RI Vancouver Nina Kurnia Widhi saat bertemu pejabat British Columbia di Kanada, Sabtu (29/11/2025). ANTARA/HO-KBRI Ottawa/am.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Hubungan Indonesia dan Kanada memasuki babak baru setelah kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Ottawa pada September 2025. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen untuk memperluas kemitraan, terutama dengan Provinsi British Columbia (BC), yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat ekonomi penting di Kanada.
Duta Besar RI untuk Kanada, Muhsin Syihab, menyoroti peluang kerja sama tersebut dalam pertemuan resmi bersama pejabat BC di Victoria. Pertemuan ini juga dihadiri Konsul Jenderal RI Vancouver, Nina Kurnia Widhi, serta Sekretaris Parlemen Bidang Perdagangan BC, Paul Choi.
Muhsin menekankan bahwa momentum pasca-penandatanganan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) perlu dimaksimalkan. Menurutnya, kedua negara memiliki ruang luas untuk meningkatkan kolaborasi, mulai dari perdagangan dan investasi, pengembangan pendidikan, hingga pertukaran budaya.
Selain itu, ia turut mengusulkan penguatan konektivitas antarwarga melalui program mahasiswa, kolaborasi seni, hingga inisiatif kunjungan pejabat legislatif. Dorongan pembentukan legislative friendship group juga menjadi salah satu langkah untuk memperkuat komunikasi kedua parlemen.
“Kunjungan pejabat tingkat tinggi, misalnya menteri yang membawa delegasi bisnis ke Indonesia, akan memperlihatkan keseriusan British Columbia dalam menjalin hubungan dengan Indonesia,” ujar Dubes Muhsin.
Masih dalam rangkaian kunjungan tersebut, delegasi Indonesia juga bertemu Ketua DPR Provinsi British Columbia, Raj Chounan. Ia menyambut baik perkembangan hubungan bilateral pasca kunjungan Presiden RI dan menilai kerja sama dapat diperluas ke ranah yang lebih konkret.
Salah satu peluang yang disebut Raj adalah pembentukan kota kembar atau provinsi kembar, yang diyakini dapat mempererat hubungan masyarakat kedua wilayah. Festival budaya pun dinilai sebagai jembatan efektif untuk memperkuat pertukaran sosial dan meningkatkan interaksi publik secara langsung.
Dukungan serupa datang dari Menteri Pekerjaan dan Pertumbuhan Ekonomi BC, Ravi Kahlon, yang menyebut implementasi ICA-CEPA berpotensi mempercepat kerja sama ekonomi. Ia bahkan berencana datang ke Indonesia tahun depan untuk membuka peluang investasi dan kolaborasi baru.
Selama ini, British Columbia merupakan mitra dagang penting Indonesia di Kanada. Pada 2024, nilai perdagangan kedua pihak tercatat mencapai 654,51 juta dolar AS atau setara Rp9,82 triliun, menempatkan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar keempat BC di kawasan ASEAN.
Konjen RI di Vancouver, Nina Kurnia, menilai angka tersebut masih bisa lebih tinggi.
“Potensi perdagangan Indonesia dan British Columbia jauh lebih besar. ICA-CEPA dapat dimaksimalkan sebagai instrumen percepatan pertumbuhan ekonomi bilateral,” jelasnya dikutip Antara.
Dengan momentum politik dan ekonomi yang semakin kondusif, penguatan hubungan Indonesia–Kanada diperkirakan akan terus berkembang, khususnya pada sektor perdagangan, pendidikan, budaya, hingga peluang investasi jangka panjang.