Selasa, 30 Desember 2025

Evaluasi Belanja Flagship, Kunci Purbaya Jaga Stimulus Ekonomi Akhir 2025


 Evaluasi Belanja Flagship, Kunci Purbaya Jaga Stimulus Ekonomi Akhir 2025 Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa (kiri) memberikan keterangan terkait program paket ekonomi usai rapat koorddinasi dengan Presiden Prabowo Subianto di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/9/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/agr/pri.

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menggeser anggaran APBN demi memenuhi kebutuhan stimulus ekonomi mendapat sorotan dari kalangan ekonom. Center of Reform on Economics (CORE) melalui penelitinya, Yusuf Rendy Manilet, menilai langkah tersebut perlu dibarengi evaluasi terhadap belanja proyek besar atau flagship project.

Menurut Yusuf, pendekatan mengalihkan anggaran dibanding membuka pos belanja baru memang dapat membantu menekan defisit APBN sekaligus menjaga kredibilitas fiskal. Namun, ada risiko pengurangan alokasi atau penundaan realisasi program lain.

“Penting memastikan penggeseran anggaran dilakukan pada pos yang realisasinya rendah atau dampak ekonominya terbatas, agar program prioritas yang menyentuh masyarakat luas tidak dikorbankan,” jelas Yusuf saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Ia merekomendasikan agar pemerintah meninjau kembali realisasi proyek-proyek besar yang menyerap anggaran besar. Jika kinerjanya rendah, sebagian dana bisa dialihkan untuk pos belanja yang lebih cepat dirasakan masyarakat, seperti bantuan sosial, subsidi yang mendukung daya beli, atau belanja modal produktif.

“Dengan begitu, stimulus bisa lebih tepat sasaran, defisit tetap terkendali, dan perekonomian mendapat dorongan tanpa mengorbankan stabilitas fiskal,” tambahnya.

Fokus Purbaya: Realokasi Anggaran

Sebelumnya, Purbaya menegaskan pemerintah akan melakukan realokasi anggaran APBN guna mendukung program stimulus ekonomi di akhir 2025.

Menurutnya, anggaran yang dialihkan berasal dari pos belanja yang dinilai tidak mendesak untuk dieksekusi tahun ini.

“Nanti saya sisir dulu. Kalau ada anggaran yang belum bisa dibelanjakan tahun ini, akan saya geser,” kata Purbaya di Jakarta, Rabu (1/10/2025) dikutip Antara.

Adapun stimulus akhir tahun 2025 mencakup delapan program percepatan ekonomi, di antaranya:

  • Program magang,
  • Perluasan PPh 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor pariwisata dan horeka (hotel, restoran, kafe),
  • Bantuan pangan,
  • Diskon iuran JKK dan JKM untuk pengemudi ojek online,
  • Program Manfaat Layanan Tambahan (MLT) perumahan BPJS Ketenagakerjaan,
  • Program Padat Karya Tunai (Cash for Work) di bawah Kemenhub dan Kemen PU,
  • Program deregulasi,
  • Program pembangunan perkotaan.

Langkah evaluasi belanja flagship ini diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan stimulus jangka pendek dan keberlanjutan fiskal jangka panjang.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru