Loading
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui dalam acara Run For Good Journalism 2025 by Forum Pemred di Jakarta, Minggu (16/11/2025). ANTARA/Muzdaffar Fauzan.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan keyakinannya bahwa perekonomian Indonesia bakal melaju lebih kencang pada 2026. Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai enam persen, lebih tinggi dibanding tren tahun ini.
“Saya memperkirakan pertumbuhan bisa lebih cepat lagi, mungkin berada di kisaran enam persen,” ujar Purbaya saat ditemui di Jakarta, Minggu (16/11/2025).
Menurutnya, optimisme tersebut lahir dari rangkaian kebijakan pemerintah yang dinilai sudah berada pada jalur tepat dan efektif mendorong aktivitas ekonomi. “Selama kebijakan yang sedang dijalankan ini terus dilaksanakan dengan baik, kita berada di arah yang benar,” tambahnya.
Triwulan IV 2025 Diprediksi Tembus 5,7 Persen
Purbaya juga menyinggung proyeksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2025 yang diperkirakan berada di angka 5,7 persen. Ia menegaskan pemerintah tetap menjaga disiplin fiskal, termasuk mempertahankan defisit APBN di bawah batas aman.
“Defisitnya masih terjaga di bawah tiga persen. Jadi tidak perlu khawatir soal prinsip kehati-hatian fiskal,” ujarnya.
Sebelumnya, realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 yang mencapai 5,04 persen disebut sebagai bukti bahwa APBN dikelola secara efektif dan mampu menjaga momentum pemulihan.
Baca juga:
Reshuffle Kabinet Prabowo: Purbaya Yudhi Sadewa Resmi Gantikan Sri Mulyani sebagai Menteri KeuanganDampak Nyata ke Lapangan Kerja
Purbaya menuturkan, momentum pertumbuhan ekonomi yang kuat telah menciptakan 1,9 juta lapangan kerja baru. Jumlah pengangguran turun menjadi 7,46 juta orang, atau berkurang 4.000 orang dibandingkan Agustus 2024. Tingkat pengangguran terbuka juga membaik dari 4,91 persen menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025.
Permintaan Domestik Tetap Solid
Pertumbuhan ekonomi juga ditopang konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,89 persen (yoy). Kenaikan ini didorong mobilitas masyarakat yang membaik, ramainya transaksi digital, dan kebijakan pemerintah yang memperkuat daya beli dkutip Antara.
Sementara itu, konsumsi pemerintah tumbuh 5,49 persen, ditopang belanja barang yang melonjak 19,3 persen dan belanja pegawai yang naik 9 persen. Pemerintah menilai percepatan realisasi belanja menjadi kunci menjaga momentum ekonomi.
Investasi Terus Menguat
Dari sisi penanaman modal, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat tumbuh 5,04 persen (yoy). Kenaikan ini terjadi karena pelaku usaha semakin percaya diri terhadap prospek ekonomi ke depan, ditambah komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas iklim usaha dan mendorong ekspansi sektor produktif.