Selasa, 30 Desember 2025

Danantara Indonesia Bidik Investasi Rp81,5 Triliun pada 2025, Fokus ke 8 Sektor Strategis


 Danantara Indonesia Bidik Investasi Rp81,5 Triliun pada 2025, Fokus ke 8 Sektor Strategis Managing Director Finance Danantara, Arief Budiman dalam acara Sumitronomics, di Jakarta, Selasa (3/6). (Kontan.co.id)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia menetapkan target ambisius untuk menanamkan investasi senilai US$5 miliar atau setara dengan Rp81,54 triliun pada tahun 2025. Angka ini mengacu pada kurs rupiah sekitar Rp16.309 per dolar AS.

Target investasi tersebut diungkapkan oleh Managing Director Danantara Indonesia, Arief Budiman, dalam acara Simposium Nasional Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia yang berlangsung di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

“Kami menargetkan investasi sekitar 5 miliar dolar AS pada 2025, dalam 6 hingga 9 bulan ke depan,” jelas Arief.

Fokus Investasi: 8 Sektor Utama yang Berdampak Strategis

Arief menyampaikan bahwa dana investasi akan dialokasikan pada delapan sektor prioritas, antara lain

1. Mineral dan hilirisasi

2. Energi terbarukan (renewable energy)

3. Infrastruktur digital

4. Layanan kesehatan

5. Jasa keuangan

6. Utilitas infrastruktur

7. Kawasan industri

8. Pangan dan pertanian

Pemilihan sektor ini dilakukan berdasarkan beberapa indikator, seperti dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, potensi imbal hasil (return), serta peluang strategis jangka panjang.

“Untuk sektor jasa keuangan, fokus kami bukan pada investasi di bank, melainkan pada pengembangan instrumen-instrumen keuangan yang dapat memperdalam pasar,” kata Arief.

Proyeksi Dividen Rp120 Triliun dari BUMN

Tahun ini, Danantara Indonesia memperkirakan akan menerima dividen sebesar Rp120 triliun dari sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dana dividen tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah melalui investasi di sektor-sektor strategis nasional.

Kami ingin mengelola dan mengoptimalkan dividen tersebut agar kontribusinya terhadap perekonomian nasional makin besar,” ungkap Arief.

Arah Strategis: Co-Investment dan Transformasi Aset BUMN

Lebih dari sekadar mengelola dividen, Danantara juga berperan sebagai penghubung strategis untuk menarik co-investment, baik dalam bentuk pendanaan maupun keahlian (capability) dan daya saing (competitiveness) yang belum tersedia di Indonesia namun sangat dibutuhkan.

Arief juga menegaskan bahwa visi Danantara adalah merealisasikan gagasan ekonom legendaris Sumitro Djojohadikusumo dalam hal pengelolaan dan konsolidasi aset-aset BUMN agar dapat menciptakan nilai tambah maksimal.

“Kami ingin menggerakkan inovasi, teknologi, dan pengembangan SDM (human capital) agar pembangunan nasional bisa berlangsung lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutup Arief.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru