Rabu, 31 Desember 2025

Studi Terbaru: Sepatu dan Perlengkapan Hiking Picu Polusi Mikroplastik di Alam


 Studi Terbaru:  Sepatu dan Perlengkapan Hiking Picu Polusi Mikroplastik di Alam Sepatu dan Perlengkapan Hiking Picu Polusi Mikroplastik di Alam. (Pixabay)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Sebuah studi terbaru menemukan bahwa sepatu dan perlengkapan hiking menjadi sumber utama polusi mikroplastik di alam liar, khususnya di daerah pegunungan yang kerap dikunjungi pendaki. Penelitian ini dilakukan di kawasan Danau Adirondack, New York, dan menunjukkan bahwa jalur pendakian yang padat lalu lintas manusia memiliki kadar mikroplastik hingga 23 kali lebih tinggi dibandingkan dengan area yang jarang dikunjungi.

Peneliti independen Tim Keyes dari Sacred Heart University mengungkapkan bahwa sepatu bersol lunak dan pakaian berbahan sintetis berperan besar dalam penyebaran partikel plastik mikro ke perairan pegunungan yang seharusnya murni. Mikroplastik tersebut bisa berasal dari gesekan, keausan perlengkapan, atau terbawa oleh angin dan hujan ke lingkungan sekitarnya.

Dalam pengujian terbaru pada awal 2025, Keyes membandingkan dua danau di ketinggian yang sama: Danau Tear of the Clouds yang berada di jalur pendakian ramai, dan Moss Pond yang berada di area terpencil tanpa jalur pendakian. Hasilnya mencengangkan! Danau Tear tercemar dengan rata-rata 16,54 partikel mikroplastik per mililiter, sementara Moss Pond hanya mengandung 0,73 partikel per mililiter.

Sebelumnya, dilansir The Guardian, peneliti mengira mikroplastik di danau pegunungan terutama berasal dari deposisi udara dan presipitasi. Namun, temuan baru menunjukkan bahwa jejak kaki manusia, secara harfiah, menjadi kontributor besar.

Sepatu trail ringan diketahui bisa melepaskan mikroplastik layaknya ban kendaraan. Bahan sintetis dari jaket, celana, dan perlengkapan outdoor lainnya juga ikut menyumbang partikel plastik mikroskopis ke alam.

Mikroplastik sendiri adalah potongan kecil plastik, baik yang sengaja dibuat atau berasal dari penguraian plastik besar, yang dapat mengandung ribuan bahan kimia berbahaya seperti BPA, ftalat, dan PFAS. Zat ini ditemukan dalam tubuh manusia, bahkan di plasenta dan otak, dan berisiko menyebabkan penyakit serius seperti peradangan kronis hingga kanker paru-paru.

Sami Romanick dari lembaga Environmental Working Group menyatakan bahwa metodologi studi ini kuat dan kesimpulannya masuk akal. Menurutnya, desain penelitian dan data mendukung bahwa kontaminasi tersebut berasal dari perlengkapan pendaki.

Para peneliti menyerukan kepada industri outdoor untuk mengembangkan produk yang melepaskan lebih sedikit mikroplastik. Sementara itu, para pendaki disarankan untuk memilih sepatu dengan sol karet keras dan pakaian berbahan alami jika memungkinkan.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru