Rabu, 31 Desember 2025

Panglima Israel Desak Netanyahu Terima Kesepakatan Sandera


 Panglima Israel Desak Netanyahu Terima Kesepakatan Sandera Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel, Eyal Zamir. (Gazamedia.net)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel, Eyal Zamir, pada Minggu mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar menerima proposal pertukaran tahanan yang saat ini sedang diajukan oleh mediator internasional.

Ia memperingatkan bahwa rencana pendudukan Kota Gaza dapat membawa risiko serius terhadap keselamatan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas.

Desakan ini muncul seiring meningkatnya tekanan dari keluarga para sandera di Israel yang menuntut pemerintah segera mencapai kesepakatan untuk memulangkan orang-orang tercinta mereka. Menurut laporan media lokal, terdapat sekitar 50 sandera yang diyakini masih ditahan Hamas, termasuk 20 orang yang masih hidup.

 

Pada Kamis, Netanyahu memerintahkan negosiasi segera untuk pembebasan semua sandera dengan tetap melanjutkan rencana untuk menduduki Kota Gaza dan merelokasi penduduknya.

Pernyataan Netanyahu itu mengindikasikan bahwa ia mungkin mengupayakan kesepakatan dengan persyaratan baru, sementara para mediator menunggu tanggapan resmi darinya atas proposal Mesir-Qatar yang sebagian besar konsisten dengan perjanjian Israel sebelumnya dan baru-baru ini disetujui oleh Hamas.

Menurut Channel 12, proposal yang diajukan mediator, mencakup penempatan kembali pasukan Israel di dekat perbatasan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan, gencatan senjata sementara selama 60 hari yang akan berlangsung dalam dua tahap pembebasan 10 sandera hidup dan 18 jenazah dengan imbalan tahanan Palestina– dan diskusi mengenai pengaturan gencatan senjata permanen.

"Ada kesepakatan di atas meja, dan itu harus diambil sekarang," kata Zamir dalam pernyataan yang disiarkan Channel 13 Israel.

"Tentara telah menyediakan persyaratan untuk penyelesaiannya, dan keputusan sekarang ada di tangan Netanyahu."

Panglima Angkatan Darat itu kembali menyampaikan kekhawatirannya atas rencana pendudukan Kota Gaza.

“Tentara memang mampu menduduki Gaza, tetapi operasi tersebut dapat membahayakan nyawa para sandera,” ujarnya dilansir Antara.

Keluarga para sandera menyambut baik pernyataan Zamir.

“Kepala staf mencerminkan tuntutan mayoritas publik Israel akan perjanjian komprehensif yang memulangkan 50 sandera dan mengakhiri perang,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Israel memperkirakan Hamas menyandera 50 orang, termasuk 20 orang yang masih hidup, sementara Tel Aviv menahan lebih dari 10.800 warga Palestina, di tengah laporan kelompok hak asasi manusia tentang penyiksaan dan pengabaian medis.

Pada Jumat, Menteri Pertahanan Israel Katz menyetujui rencana militer untuk menduduki Kota Gaza, dan berjanji akan melakukan serangan besar-besaran dan penggusuran penduduk.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru