Selasa, 30 Desember 2025

Israel Bersiap Laksanakan Tahap Awal Gencatan Senjata Usulan Trump di Gaza


 Israel Bersiap Laksanakan Tahap Awal Gencatan Senjata Usulan Trump di Gaza Asap mengepul dari bangunan tempat tinggal yang runtuh setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina (5/9/2025). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemerintah Israel dikabarkan tengah mempersiapkan langkah awal untuk melaksanakan rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Jalur Gaza, setelah menerima respons positif dari Hamas.

Menurut pernyataan resmi Kantor Kepala Otoritas Israel, Sabtu (4/10/2025), pihaknya akan terus bekerja sama dengan pemerintahan AS guna mengakhiri perang di Gaza “berdasarkan prinsip-prinsip yang ditetapkan Israel, dan sejalan dengan visi Presiden Trump.”

Langkah ini disebut sebagai bagian dari tahap pertama implementasi rencana perdamaian Gaza, yang diharapkan bisa membuka jalan menuju penghentian konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Respons Hamas dan Rencana Transisi Gaza

Sehari sebelumnya, Hamas menyampaikan respons resmi terhadap proposal Trump, termasuk kesediaan untuk:

  • Membebaskan seluruh tawanan Israel,
  • Mengembalikan jenazah korban, serta
  • Menyerahkan pengelolaan Gaza kepada badan teknokratik Palestina yang bersifat independen.

Dalam rencananya, Trump memberi batas waktu hingga Minggu pukul 18.00 waktu Washington bagi Hamas untuk menyetujui kesepakatan tersebut.

Jika diterima, Gaza akan dijadikan zona bebas senjata dan dikelola oleh pemerintahan transisi di bawah pengawasan badan internasional baru yang dibentuk atas inisiatif Trump.

Isi Rencana Gencatan Senjata Trump

Proposal yang diusung Trump mencakup beberapa poin utama:

  • Pembebasan seluruh tawanan Israel dalam waktu 72 jam setelah persetujuan,
  • Pertukaran tahanan dengan ratusan warga Palestina di penjara Israel,
  • Penghentian seluruh permusuhan,
  • Perlucutan senjata kelompok bersenjata di Gaza, dan
  • Penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah kantong tersebut.

Wilayah Gaza nantinya akan dikelola oleh otoritas teknokratik Palestina, dengan pemantauan langsung dari badan internasional yang dipimpin oleh Presiden AS.

Situasi Terkini di Gaza

Gaza, rumah bagi sekitar 2,4 juta penduduk, telah berada di bawah blokade Israel selama hampir 18 tahun. Blokade semakin diperketat sejak Maret 2025, ketika seluruh perbatasan ditutup dan pasokan makanan serta obat-obatan dibatasi. Kondisi ini membuat daerah kantong tersebut nyaris mengalami kelaparan massal.

Sejak meletusnya perang pada Oktober 2023, laporan PBB menyebut lebih dari 66.300 warga Palestina — sebagian besar wanita dan anak-anak — telah tewas akibat serangan udara Israel.

Badan-badan kemanusiaan dunia terus memperingatkan bahwa Gaza kini berada di titik kritis, dengan penyakit dan kelaparan yang meluas serta pemindahan penduduk secara besar-besaran dikutip Antara.

Jika rencana gencatan senjata ini berhasil dijalankan, langkah tersebut berpotensi menjadi awal baru bagi perdamaian di kawasan yang selama bertahun-tahun dilanda konflik.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru