Loading
Arsip - Demonstran pro-Palestina berhadapan dengan polisi di depan Stasiun Pusat di Milan, Italia, 22 September 2025. (Xinhua)
BOGOTA, ARAHKITA.COM – Gelombang protes meletus di berbagai kota Amerika Latin dan Eropa pada Rabu (1/10/2025) setelah Angkatan Laut Israel mencegat Global Sumud Flotilla (GSF), konvoi kapal internasional yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Flotila yang terdiri dari sekitar 40–50 kapal dengan lebih dari 500 relawan dari 40 negara ini bertujuan memecah blokade laut Israel dan menyalurkan bantuan makanan serta medis ke warga Palestina di Jalur Gaza. Namun, konvoi tersebut dicegat sekitar 80 mil laut (148 km) dari Gaza. Menurut penyelenggara, sembilan kapal ditahan, bahkan satu kapal ditabrak saat masih berada di perairan internasional.
Protes di Amerika Latin
Di Mexico City, ratusan demonstran berkumpul di depan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pembebasan tujuh warga negara Meksiko yang ditahan. Dua di antaranya, Arlin Medrano dan Sol Gonzalez, kru kapal Adara, sempat mengirimkan video sebelum ditahan. “Kami dicegat secara ilegal di perairan internasional oleh pendudukan Israel,” kata Medrano.
Pengacara David Pena, yang mewakili delegasi Meksiko di flotila, menegaskan bahwa Israel berencana menuduh para relawan masuk secara ilegal ke wilayahnya meski penahanan terjadi di perairan internasional. Ia memastikan semua relawan akan dideportasi.
Di Bogota, Kolombia, massa berunjuk rasa di depan gedung Asosiasi Bisnis Nasional (ANDI) setelah tuduhan adanya hubungan organisasi itu dengan misi ekonomi Israel. Sementara di Buenos Aires, Argentina, ratusan orang mengecam “serangan pasukan pendudukan Israel” dan menyerukan diakhirinya genosida di Gaza. Aksi serupa juga berlangsung di Montevideo, Uruguay, dengan seruan pembebasan Palestina dan desakan penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Reaksi Eropa
Kecaman juga datang dari Eropa. Pemerintah Portugal mengonfirmasi tiga warganya, termasuk seorang anggota parlemen, ditahan Israel. Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa menegaskan dukungan penuh melalui bantuan konsuler.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto menyampaikan protes keras karena sejumlah warga Italia ikut dalam konvoi. Ia bahkan mengizinkan intervensi darurat Angkatan Laut Italia untuk berjaga-jaga jika diperlukan operasi penyelamatan.
Prancis dan Spanyol menyuarakan keprihatinan serupa, menuntut Israel menjamin keselamatan warganya, memberikan akses konsuler, dan segera memulangkan mereka.
Israel Membela Diri
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim bahwa penahanan berlangsung “tanpa insiden” dan menyebut flotila sebagai “Flotila Hamas.” Namun, pihak penyelenggara konvoi menyebut tindakan Israel sebagai agresi ilegal. Di Telegram, GSF menuduh kapal Florida sengaja ditabrak, sementara kapal lain seperti Yulara dan Meteque diserang meriam air.
“Serangan terhadap kapal kemanusiaan yang tidak bersenjata ini adalah kejahatan perang,” tegas pernyataan resmi flotila dikutip Antara.
Tekanan Internasional Meningkat
Insiden ini memicu sorotan internasional yang semakin menekan Israel terkait blokade Gaza. Dari Amerika Latin hingga Eropa, suara solidaritas untuk Palestina terus menguat. Para pengunjuk rasa menegaskan tuntutan utama mereka: kebebasan Palestina, diakhirinya blokade, serta jaminan bahwa bantuan kemanusiaan benar-benar sampai ke Gaza tanpa hambatan.