Loading
Wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq di Kantor Pusat PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (19/7). ANTARA/HO-QNA
HAMILTON, KANADA, ARAHKITA.COM – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Israel untuk menghormati hukum maritim internasional setelah serangan terhadap armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza. Armada tersebut diserang ketika mendekati perairan Gaza pada Rabu malam, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius terkait keselamatan ratusan aktivis sipil di atas kapal.
Juru bicara PBB, Farhan Haq, dalam konferensi pers menegaskan bahwa prioritas utama lembaganya adalah keselamatan para penumpang serta penghormatan terhadap hak dan martabat mereka.
“Kami percaya hukum laut internasional harus ditegakkan. Semua orang di kapal kemanusiaan itu harus diperlakukan adil dan tidak dicederai,” ujar Haq.
PBB Tekankan Kemanusiaan di Atas Segalanya
Haq menyatakan, meskipun Israel mengklaim adanya “koridor keamanan”, hal itu tidak boleh menjadi alasan untuk melukai warga sipil. “Prioritas kami adalah memastikan tidak ada seorang pun yang berada di kapal kemanusiaan ini yang terluka,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, PBB mendukung penuh setiap upaya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menolak anggapan bahwa armada tersebut merupakan provokasi. “Armada ini bukan eskalasi, melainkan aksi damai. Fokus kami adalah penyelesaian secara damai tanpa kekerasan,” jelas Haq dikutip Antara.
Serangan Israel dan Dampaknya
Menurut Komite Internasional untuk Menembus Blokade Gaza (ICBSG), angkatan laut Israel menyerang dan menahan sedikitnya 443 aktivis yang berada di dalam kapal. Dari 22 kapal yang ikut serta, 19 di antaranya telah diserang dan disita, sementara sisanya masih dalam perjalanan. Dua kapal memilih kembali, sedangkan kapal Marinet terus berlayar meski tertunda akibat kerusakan teknis.
Armada Global Sumud Flotilla yang berangkat sejak akhir Agustus membawa ratusan aktivis sipil serta bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan pasokan medis. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir sekitar 50 kapal berlayar bersama menuju Gaza untuk misi kemanusiaan.
Krisis Gaza Kian Memburuk
Blokade Israel terhadap Gaza telah berlangsung hampir 18 tahun. Situasi semakin parah sejak Maret lalu, ketika Israel menutup penyeberangan perbatasan dan memperketat larangan masuknya kebutuhan pokok, termasuk makanan dan obat-obatan. Akibatnya, wilayah dengan populasi hampir 2,4 juta jiwa itu kini menghadapi ancaman kelaparan massal.
PBB menegaskan kembali bahwa serangan terhadap misi kemanusiaan tidak dapat dibenarkan. “Mereka yang hanya membawa bantuan kemanusiaan seharusnya tidak menjadi sasaran serangan,” tegas Haq.