Loading
Bandara Munich sempat ditutup akibat penampakan drone The GuardianMichaela St
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Bandara Internasional Munich di Jerman kembali menangguhkan seluruh penerbangan pada Jumat malam (3/10) akibat penampakan drone tidak dikenal di sekitar area landasan pacu. Ini merupakan hari kedua berturut-turut bandara menghentikan operasi, yang menyebabkan lebih dari 6.500 penumpang terdampak dan puluhan penerbangan terganggu.
Manajemen Bandara Munich langsung menyediakan tempat tidur lipat, selimut, makanan ringan, dan minuman untuk para penumpang yang terpaksa bermalam di terminal.
Menurut otoritas bandara, lalu lintas udara mulai dibatasi pada pukul 21.30 waktu setempat setelah dua drone terdeteksi oleh patroli polisi di landasan pacu utara dan selatan. Meski drone tersebut langsung menjauh sebelum bisa diidentifikasi, gangguan tetap memaksa otoritas menghentikan seluruh operasi penerbangan.
Sebanyak 23 penerbangan yang seharusnya mendarat di Munich dialihkan, sementara 12 lainnya dibatalkan. Sebanyak 46 jadwal keberangkatan pun harus ditunda hingga Sabtu pagi. Sebelumnya, pada Kamis malam, insiden serupa juga membuat lebih dari 30 penerbangan batal, dan hampir 3.000 penumpang terlantar.
Polisi Jerman, dilaporkan The Guardian, menyatakan telah mengerahkan helikopter untuk menyisir area udara, namun belum ada informasi pasti mengenai jenis dan asal drone tersebut. Insiden bermula sejak Kamis malam, dengan laporan awal penampakan drone di kota Freising dan Erding, termasuk wilayah yang dekat dengan pangkalan militer Jerman.
Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt menyebut kejadian ini sebagai "peringatan serius" terhadap ancaman drone di ruang udara Eropa. Ia menyerukan pendanaan dan penelitian lebih lanjut untuk sistem pertahanan anti-drone, baik di tingkat nasional maupun Uni Eropa.
Pemerintah Jerman juga dikabarkan sedang menyiapkan perubahan undang-undang agar aparat keamanan dan militer dapat menembak jatuh drone berbahaya tanpa prosedur panjang. Perdana Menteri Bavaria, Markus Söder, menegaskan bahwa polisi harus diberi wewenang langsung untuk menindak secara cepat jika ancaman muncul.
Insiden ini terjadi saat Jerman merayakan Hari Persatuan dan ketika Munich bersiap menghadapi akhir pekan terakhir Oktoberfest 2025, yang setiap harinya menarik ratusan ribu pengunjung. Festival bir tahunan itu sebelumnya juga sempat ditutup sebagian karena ancaman bom.
Penampakan drone yang tidak jelas asalnya juga dilaporkan di sejumlah negara Eropa lainnya seperti Denmark, Norwegia, dan Polandia. Estonia dan Rumania bahkan secara langsung menuding Rusia sebagai dalang di balik meningkatnya aktivitas udara mencurigakan. Namun, Kremlin membantah semua tuduhan dan menyebutnya sebagai bentuk "histeria politik" yang sengaja dibesar-besarkan untuk mendorong peningkatan anggaran militer negara-negara Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy turut memperingatkan bahwa serangan drone di kawasan Eropa bisa menjadi pertanda peningkatan agresi Rusia terhadap wilayah di luar Ukraina. Jerman sendiri telah melaporkan sejumlah pelanggaran udara oleh pesawat tak dikenal di atas lokasi militer dan industri strategis mereka.