Loading
Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-China ke-28 di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/10/2025). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Indonesia menegaskan pentingnya kemitraan ASEAN–China sebagai jangkar perdamaian dan stabilitas di kawasan, terutama di wilayah maritim Asia Tenggara.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan pesan tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN–China ke-28 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (29/10/2025).
“Kita harus terus bekerja sama menjaga perdamaian dan stabilitas laut, serta menemukan bentuk kolaborasi maritim yang nyata demi kesejahteraan rakyat di kawasan,” ujar Sugiono dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI.
ACFTA 3.0: Tonggak Baru Hubungan Ekonomi ASEAN–China
Dalam forum tersebut, Sugiono juga menyoroti penandatanganan Protokol Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN–China (ACFTA) 3.0, yang dinilai sebagai tonggak baru dalam kerja sama ekonomi regional.
Protokol ACFTA 3.0 memperluas ruang kerja sama ke sembilan bidang utama — tidak hanya melanjutkan bidang lama seperti bea cukai, fasilitasi perdagangan, dan standar teknis — tetapi juga membuka peluang baru di sektor ekonomi digital, ekonomi hijau, rantai pasok, pelindungan konsumen, serta penguatan UMKM.
“Kemitraan ekonomi yang kuat harus diimbangi dengan prinsip keberlanjutan dan keadilan bagi semua pihak,” tegas Menlu Sugiono dikutip Antara.
Komitmen Indonesia: Damai, Aman, dan Berkelanjutan
Sugiono menekankan, Indonesia akan terus memperkuat kerja sama ASEAN–China agar menjadi kemitraan yang damai, aman, sejahtera, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan China untuk perjuangan rakyat Palestina, serta menyerukan langkah kolektif negara-negara di kawasan untuk mengakhiri krisis kemanusiaan dan mendorong terwujudnya solusi dua negara.
Tentang Protokol ACFTA 3.0
Protokol ACFTA 3.0 ditandatangani menjelang pelaksanaan KTT ASEAN–China ke-28 di Kuala Lumpur. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi dan politik kawasan, sekaligus mendorong pembangunan inklusif dan pertumbuhan yang tangguh di tengah dinamika global.