Loading
Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump berjalan menuju tempat KTT di di Anchorage, Alaska (15/8/2025). (ANTARA/Anadolu/HO-Kremlin Press Office/aa.)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Upaya mengakhiri perang Rusia–Ukraina kembali mencuat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan menyetujui sebuah rencana damai berisi 28 poin. Namun, langkah penting ini memunculkan tanda tanya besar karena Ukraina disebut tidak dilibatkan dalam penyusunannya.
Seorang pejabat senior AS menyebut rencana tersebut menitikberatkan pada pemberian jaminan keamanan bagi Rusia dan Ukraina. “Tujuannya memastikan perdamaian yang stabil dan bisa bertahan jangka panjang,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sejumlah poin dalam dokumen itu diklaim telah mempertimbangkan kebutuhan Ukraina, meskipun tidak dirinci lebih lanjut.
Meski begitu, tiga pejabat AS mengatakan kepada NBC News bahwa kerangka kesepakatan itu belum pernah disampaikan secara langsung kepada Kiev.
Delegasi Militer AS ke Ukraina tanpa Bahasan Rencana Damai
Di tengah kabar tersebut, delegasi yang dipimpin Menteri Angkatan Darat AS Daniel Driscoll tiba di Ukraina pada Rabu (19/11/2025) lalu. Kunjungan itu membawa dua agenda: membahas strategi serta teknologi militer, dan membantu menghidupkan kembali proses diplomasi.
Namun, seorang pejabat AS mengakui kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Gedung Putih untuk “memulai kembali perundingan damai”—meski Rusia langsung membantah adanya agenda pertemuan dengan Driscoll.
Rusia dan Ukraina Sama-Sama Meragu
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa tidak ada rencana pertemuan antara perwakilan Rusia dan utusan AS terkait inisiatif baru ini. Sikap itu menunjukkan minimnya progres sejak pertemuan Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Anchorage, Alaska, pada Agustus lalu.
Sementara itu, sumber yang dekat dengan pemerintah Ukraina menyebut bahwa Kiev tidak memiliki peran apa pun dalam penyusunan rencana damai 28 poin tersebut. Ukraina hanya diberi gambaran global tanpa penjelasan detail.
Beberapa pejabat Ukraina bahkan menilai momentum pengumuman rencana ini politis, mengingat pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy sedang diterpa skandal korupsi. Mereka menilai Rusia mencoba memanfaatkan situasi ketika kepemimpinan Ukraina dianggap sedang melemah dilansir Antara.
Pertemuan Rahasia dan Inspirasi dari Kesepakatan Gaza
Di sisi lain, laporan Axios menyebut utusan khusus AS Steve Witkoff dan utusan Rusia Kirill Dmitriev bertemu di Miami akhir bulan lalu untuk membahas rancangan perjanjian damai tersebut. Dokumen 28 poin itu disebut terinspirasi dari keberhasilan Trump dalam mendorong kesepakatan di Gaza.
Namun hingga kini, Kementerian Luar Negeri Rusia mengaku belum menerima informasi resmi terkait dokumen tersebut dari AS.