Loading
Arsip - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (ANTARA/Anadolu/py)
NEW YORK, ARAHKITA.COM – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali berada di bawah tekanan keuangan. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengusulkan pemotongan anggaran signifikan untuk 2026 sebagai langkah penyelamatan di tengah krisis finansial yang semakin dalam.
Usulan itu disampaikan Guterres dalam sesi Komite Kelima PBB pada Senin (1/12). Ia meminta agar anggaran tahun depan dipangkas hingga 15,1 persen, sehingga total anggaran PBB untuk 2026 menjadi 3,24 miliar dolar AS atau sekitar Rp54 triliun. Angka tersebut turun 577 juta dolar dibandingkan alokasi tahun 2025.
Meski banyak program terkena dampak, Guterres menegaskan anggaran untuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) tidak akan tersentuh. Menurutnya, UNRWA sangat bergantung pada pendanaan penuh untuk merespons krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza dikutip Antara.
Di sisi lain, sejumlah negara anggota mempertanyakan efektivitas langkah penghematan ini. Pada pertengahan November, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyampaikan bahwa Moskow belum melihat upaya konkret dari Sekretariat PBB dalam menjalankan rencana pemangkasan anggaran, meski isu krisis keuangan terus dibahas. Nebenzia juga menekankan bahwa proses reformasi anggaran seharusnya dikendalikan oleh negara-negara anggota, bukan sepenuhnya oleh Sekretariat.
Dengan tekanan finansial yang terus membesar dan ketegangan politik antaranggota, PBB kini menghadapi tantangan serius untuk menjaga keberlanjutan program-program globalnya di tahun-tahun mendatang.