Loading
Foto yang diambil dengan ponsel ini menunjukkan informasi gempa bumi yang ditampilkan di layar di Tokyo, Jepang, Selasa (9/12/2025). ANTARA/Xinhua/Li Ziyue/aa.
TOKYO, ARAHKITA.COM — Gempa bermagnitudo 7,5 mengguncang lepas pantai timur Prefektur Aomori pada malam hari tanggal 8 Desember 2025, menimbulkan gangguan transportasi, pasokan air, penutupan sekolah, dan menelan puluhan korban luka. Badan meteorologi Jepang (JMA) kemudian memperingatkan kemungkinan gempa sekuat atau lebih besar dalam beberapa hari ke depan, sehingga otoritas setempat mengimbau warga untuk tetap berjaga-jaga.
Guncangan terjadi sekitar pukul 23.15 waktu setempat dan tercatat pada kedalaman puluhan kilometer di zona lepas pantai. Beberapa pelabuhan melaporkan gelombang tsunami kecil — tertinggi sekitar 70 cm — sementara peringatan tsunami yang sempat dikeluarkan akhirnya diturunkan menjadi imbauan dan dicabut pada dini hari berikutnya.
Dampaknya terasa luas: layanan kereta cepat Tohoku Shinkansen sempat dihentikan antara stasiun Morioka dan Shin-Aomori untuk pemeriksaan keselamatan, sejumlah sekolah dasar dan menengah menunda kegiatan belajar mengajar, dan ribuan rumah sempat kehilangan pasokan air akibat pipa pecah. Pusat-pusat evakuasi menampung warga yang harus mengungsi, termasuk lansia dan anak-anak yang menghadapi suhu dingin di beberapa lokasi.
Perdana Menteri Sanae Takaichi memohon masyarakat agar mengikuti arahan pemerintah daerah dan badan cuaca, serta mempersiapkan langkah-langkah pencegahan sederhana—seperti mengamankan perabotan dan menyiapkan perlengkapan darurat—karena risiko gempa susulan diperkirakan masih ada selama beberapa hari ke depan. Pemerintah menegaskan pentingnya melanjutkan aktivitas sosial dan ekonomi sambil tetap siaga.
Laporan medis awal menyebutkan puluhan orang terluka di beberapa prefektur, termasuk Aomori, Iwate, dan Hokkaido; beberapa pasien dipindahkan dari fasilitas yang rusak ke rumah sakit lain dengan bantuan tim penanggulangan bencana. Sampai saat pemantauan ini, tidak ada laporan gangguan pada pembangkit nuklir di wilayah utara yang menjadi perhatian publik sejak 2011 dilansir Antara.
Badan meteorologi juga menjelaskan bahwa gempa terjadi di zona palung lepas pantai yang rawan aktivitas subduksi — wilayah yang sejak lama diawasi karena potensi gempa besar dan tsunami. Sistem peringatan khusus untuk wilayah Hokkaido dan Sanriku, yang dibuat setelah pelajaran pahit 2011, kembali diaktifkan untuk memberi kewaspadaan ekstra kepada penduduk pesisir