Loading
Foto ilustrasi: coralexpeditions.com
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Sebuah kapal pesiar Australia tengah menjadi sorotan setelah mengalami insiden kandas di lepas pantai Papua Nugini, di tengah penyelidikan atas dugaan penelantaran seorang penumpang lanjut usia yang meninggal dunia dalam perjalanan sebelumnya. Kapal Coral Adventurer dilaporkan kandas pada Sabtu pagi dengan lebih dari 120 orang penumpang dan awak kapal di dalamnya.
Kapal tersebut kandas sekitar 30 kilometer dari Lae, kota terbesar kedua di Papua Nugini. Operator kapal, Coral Expeditions, memastikan seluruh penumpang dan awak kapal dalam kondisi selamat dan tidak ada laporan korban luka akibat insiden tersebut.
Dalam pernyataan resminya, seperti dilansir The Guardian, pihak perusahaan menyebut Coral Adventurer mengalami insiden kandas di perairan Papua Nugini dan telah melaporkannya kepada otoritas terkait. Pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada kerusakan signifikan pada kapal, namun inspeksi lanjutan terhadap lambung kapal dan lingkungan laut akan tetap dilakukan sebagai prosedur standar keselamatan.
Saat ini para penumpang masih berada di Papua Nugini sementara tim teknis berupaya mengapungkan kembali kapal dan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Proses ini dilakukan untuk memastikan kapal aman sebelum dapat melanjutkan pelayaran atau dievakuasi.
Insiden kandas ini terjadi ketika Coral Adventurer masih dalam penyelidikan atas kematian seorang penumpang asal Sydney, Suzanne Rees, berusia 80 tahun. Rees dilaporkan meninggal dunia setelah terpisah dari rombongan pendakian di Pulau Lizard pada hari kedua pelayaran wisata mewah selama 60 hari mengelilingi Australia.
Jenazah Rees ditemukan di Pulau Lizard pada Minggu, 26 Oktober, setelah dilakukan pencarian darat dan laut. Awak kapal menyadari ketidakhadirannya ketika ia tidak muncul saat makan malam sekitar pukul enam sore. Kapal baru berbalik arah menuju Pulau Lizard pada pukul 8.43 malam. Data pelacakan satelit menunjukkan kapal berada sekitar 100 kilometer dari lokasi saat memutuskan kembali.
Menyusul peristiwa tersebut, Coral Expeditions memutuskan untuk mengakhiri pelayaran lebih awal. Seluruh penumpang dipulangkan dari wilayah Kepulauan Selat Torres. CEO Coral Expeditions, Mark Fifield, menyatakan keputusan pembatalan sisa perjalanan diambil setelah mempertimbangkan kematian tragis Suzanne Rees serta adanya permasalahan teknis sebelumnya.
Perusahaan memastikan seluruh penumpang akan menerima pengembalian dana penuh. Coral Adventurer sendiri merupakan kapal pesiar berkapasitas sekitar 120 tamu, dengan tarif kamar balkon sekitar 86.400 dolar Australia per orang untuk pelayaran panjang tersebut.
Kasus ini kini menarik perhatian luas, tidak hanya terkait aspek keselamatan pelayaran, tetapi juga prosedur pengawasan penumpang dalam perjalanan wisata laut jarak jauh.