Loading
Foto Ilustrasi stunting. (SBH)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Apa beda wasting dan stunting? Mana yang lebih berbahaya? Para orangtua sebaiknya tahu perbedaan dua istilah tersebut, sehingga bisa mewaspadai dan melakukan pencegahan.
Dilansir dari UNICEF Indonesia, ada 3 masalah gizi utama yang harus diketahui dan menjadi perhatian orangtua. Di antaraanya adalah kekurangan gizi (wasting dan stunting), kekurangan zat gizi mikro (anemia), dan kelebihan gizi (kegemukan dan obesitas).
Hasil survei Kementerian Kesehatan pada 2022 (SSGI 2022), 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami wasting dan 1 dari 5 balita mengalami stunting. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa ada hubungannya antara wasting dan stunting?
Perbedaan Stunting dan WastingStunting: adalah masalah kurang gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak lebih rendah dari usia.Wasting: adalah salah satu masalah gizi yang menyebabkan berat badan anak menurun, sangat kurang, bakan berada di bawah normal. Anak yang mengalami kondisi ini akan memiliki proporsi tubuh kurang ideal.
Wasting dan Stunting seperti dikutip dari laman sangbuahhati, adalah masalah gizi yang saling terkait, memiliki risiko yang sama dan saling memperburuk kondisi satu dengan yang lainnya. Anak wasting yang tidak ditangani berisiko 3 kali lebih memungkinkan alami stunting dan anak stunting berisiko 1,5 kali alami wasting dibandingkan anak dengan gizi baik.
Anak yang mengalami kedua kondisi tersebut meningkatkan risiko kematian dini jika masalah kesehatannya tidak ditangani dengan serius.
Tak hanya berhubungan dengan kurangnya asupan gizi, hal ini juga bisa disebabkan oleh penyakit tertentu seperti diare, dan sejenisnya.
Kapan Anak Alami Wasting?Secara umum, kondisi ini ditandai dengan penurunan berat badan secara signifikan dan membuat bobot tubuh anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Anak yang mengalami hal ini bahkan akan terlihat sangat kurus hingga tulang-tulangnya terlihat menonjol di badannya.
Mereka juga terlihat lemas dan sulit beraktivitas normal seperti anak-anak pada umumnya. Kondisi yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang dengan sangat parah dan menyebabkan anak mengalami wasting akut.
Gejala Wasting Akut - Indikator BB/TB berada di angka kurang dari -3 SD- Pembengkakan cairan Edema di beberapa bagian tubuh- Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil, bahkan diameternya kurang dari 12,5 cm.
Bagaimana Cara Mencegahnya?Satu-satunya cara terbaik untuk mencegah anak dari wasting dan stunting adalah dengan mencukupi kebutuhan gizi. Tak hanya ketika mereka telah lahir, pemenuhan asupan gizi ini sudah harus dilakukan sejak si kecil masih dalam kandungan.
Ayah dan Bunda juga harus memperhatikan bagaimana kehidupan si kecil sejak ia lahir hingga berusia 2 tahun. Sebab masa ini, merupakan periode emas bagi si kecil untuk mencegah dua masalah gizi tersebut.
Jika anak terlanjur mengalami wasting, maka Ayah dan Bunda segera memberi pengobatan dan perawatan yang intensif.
Aturan makan yang bisa diterapkan dalam menghadapi anak yang mengalami kondisi tersebut adalah sebagai berikut:Berikan makanan dengan kandungan energi yang tinggi untuk mendukung kenaikan berat badannya.Asupan nutrisinya harus lengkap seperti protein, vitamin, dan mineral.Beri sumber makanan hewani seperti daging merah, daging ayam, ikan, susu telur, dan lainnya.