Peneliti Belanda Temukan Pasien Terinfeksi Covid-19 hingga 613 Hari


 Peneliti Belanda Temukan Pasien Terinfeksi Covid-19  hingga 613 Hari Foto ilustrasi pixabaycom

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Para peneliti dari Belanda telah melaporkan infeksi Covid-19 yang sangat lama pada seorang pria yang meninggal tahun lalu – dan memperingatkan munculnya varian virus corona yang lebih berbahaya.

Pria lanjut usia, yang mengalami gangguan imunitas  karena penyakit sebelumnya, dirawat di rumah sakit di Amsterdam pada Februari 2022 karena infeksi Covid-19.

Ia terus positif mengidap virus corona hingga kematiannya pada Oktober 2023 selama total 613 hari.

Sebelumnya seperti dilansir South China Morning Post, juga dilaporkan ada kasus infeksi jangka panjang lain yang terjadi pada orang yang sistem kekebalannya tidak mampu melawan virus secara memadai.

Para peneliti yang dipimpin oleh Magda Vergouwe dari Universitas Amsterdam berencana untuk mempresentasikan hasil temuan tersebut pada kongres Masyarakat Mikrobiologi Klinis dan Penyakit Menular Eropa di Barcelona pada 27-30 April.

Kasus ini juga menarik bagi para peneliti karena virus corona dapat berubah secara signifikan pada orang yang terinfeksi dalam jangka panjang. Hal ini menimbulkan risiko munculnya varian virus yang lebih mudah mengalahkan sistem kekebalan orang sehat.

Para peneliti di Belanda berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan total lebih dari 50 mutasi dibandingkan dengan varian Omicron BA.1 yang beredar saat itu, termasuk mutasi yang memungkinkan virus menghindari pertahanan kekebalan.

Hanya 21 hari setelah pria tersebut menerima obat anti-coronavirus tertentu, virus tersebut juga menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap obat tersebut.

Pria itu akhirnya meninggal karena kambuhnya salah satu penyakit sebelumnya. Sejauh yang diketahui, dia belum menginfeksi siapa pun dengan virus corona versi mutasinya, yang juga dikenal dengan nama ilmiah Sars-CoV-2.

“Kasus ini menyoroti risiko munculnya varian baru Sars-CoV-2 yang dapat menghindari kekebalan tubuh pada pasien dengan sistem imun yang lemah”, kata para peneliti dalam siaran persnya.

Mereka memperingatkan, perkembangan virus yang luas pada satu pasien dapat menyebabkan munculnya varian unik.

Penting untuk memantau dengan cermat evolusi virus corona pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah. Para peneliti memperingatkan ada kemungkinan penyebaran virus mutasi tersebut ke masyarakat.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Kesehatan Terbaru