Selasa, 30 Desember 2025

Muatan Pesan dan Sejarah Pesona Batik Nusantara


 Muatan Pesan dan Sejarah Pesona Batik Nusantara Salah satu motif batik Bali (Net)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Keindahan batik tetap menjadi pesona yang tak lekang oleh waktu. Masyarakat Indonesia pun terbiasa mengenakan bahkan memadupandankan batik dengan jenis pakaian lain, yang lebih modis atau bergaya kekinian. Ditambah aksessories yang menarik, gaya berbusana dengan menggunakan batik sebagai pakaian yang dikenakan, seseorang bisa terlihat menarik, anggun, dan elegan. Tak Cuma para wanita, para pria pun akan terlihat gagah bila menggunakan batik dengan motif dan corak yang beragam.

Dengan ragam keindahan tradisional ini, batik telah ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi atau Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh Organisasi Kebudayaan Dunia UNESCO. Sebagai penghormatan akan budaya Indonesia ini, maka setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik. 

Beberapa motif batik yang terkenal di Indonesia berasal dari beberapa wilayah, misalnya Pekalongan, Solo, Cirebon, Yogyakarta hingga Bali. Daerah ini dan kota lainnya, dikenal memiliki para pengrajin batik dengan keunggulannya yang telah mendunia. Kota Pekalongan, misalnya. Kota ini dikenal sebagai penghasil batik terbaik di Indonesia. Terletak di jalur Pantura, sekitar 100 km dari sebelah Barat Semarang, kota ini pun secara khusus menjadi sentra industri batik terbesar tanah air. Batik Pekalongan seringnya dijuluki sebagai batik pesisir, karena lokasi kota tersebut tepat berada di Pesisir Pulau Jawa. Ciri khas motif batiknya kebanyakan bertema alam dengan pemilihan warna cenderung cerah. Konon, sebagian besar motif dari Batik Pekalongan ini banyak dipengaruhi oleh budaya dari tiga negara, yakni China, Belanda, dan Arab.

Karena menjadi kota penghasil batik di Indonesia yang paling populer, Pekalongan pun secara khusus membangun Museum Batik. Uniknya, sebelum dijadikan museum, tempat tersebut mulanya adalah bangunan bekas peninggalan Belanda, yang telah berdiri sejak 1906 silam. Selama itu, bangunan ini beberapa kali sempat mengalami perubahan fungsi, mulai dari dijadikan Balai Kota, hingga dijadikan Kantor Walikota. Di Museum Batik Pekalongan, tersimpan banyak sekali koleksi batik dengan beragam corak, dari daerah Jawa maupun daerah lainnya, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Kota berikutnya yang memiliki keindahan batik halus dan digandrungi masyarakat adalah Solo atau Surakarta. Dengan slogannya “The Spirit of Java”, kota ini menyimpan banyak sekali budaya dan seni yang menawan, salah satunya tentu saja batik.

Kehadiran batik di kota ini sebetulnya banyak dipengaruhi oleh budaya peninggalan Kerajaan Majapahit dan Mataram. Zaman dulu, batik hanya digunakan oleh kalangan kerajaan dan bangsawan. Maka tak heran bila penggunaan batik kala itu disimbolkan sebagai “kekuasaan”. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, batik kini berubah fungsi dan tidak hanya digunakan kalangan ningrat. Siapa pun bisa membeli batik, baik dengan harga  merakyat maupun yang meroket.

Selanjutnya, Yogyakarta. Popularitas Yogyakarta sebagai kota penghasil batik di Indonesia kian meningkat semenjak dinobatkannya kota terpelajar itu menjadi “Kota Batik Dunia” oleh World Craft Council pada 2014 lalu. Didominasi warna-warna netral, seperti cokelat, putih, hitam, dan warna lainnya, batik Yogyakarta biasa digunakan untuk berbagai acara besar. Beberapa motif terkenal di kota ini, seperti motif amiluto untuk acara pertunangan, motif Gompol untuk upacara pernikahan, motif Sido Mukti untuk ijab kabul dam perkawinan adat Jawa, serta motif Wahyu Tumurun Cantel untuk acara temu manten.

Kota lain yang masih berdekatan dengan Jakarta dan juga dikenal memiliki pesona batik yang tidak kalah molek adalah kota Cirebon.  Batik Cirebon umumnya terbagi menjadi dua versi, yaitu versi batik keraton dan batik pesisir atau disebut pula Trusmi. Batik keraton rata-rata menggunakan warna yang gelap, seperti cokelat dan hitam. Sedangkan batik pesisir justru memiliki warna dasar yang cenderung cerah, seperti merah dan biru.

Salah satu motif batik Cirebon yang paling tenar dan telah mendunia adalah Mega Mendung. Sekilas, motif ini tampak seperti gumpalan-gumpalan awan yang menyatu dengan sentuhan warna biru. Motif Mega Mendung pertama kali dibuat oleh Pangeran Cakrabuana, yang konon diartikan sebagai kebebasan hidup. Selain Mega Mendung, ada beberapa motif lainnya yang juga menjadi ikon Batik Cirebon, seperti motif Singa Payung, Paksinaga Liman, Naga Silam, Taman Teratai, dan motif Patran Keris yang seringnya dibeli oleh orang Jepang.

Kota penghasil batik di Indonesia berikutnya adalah Madura. Meski ketenarannya belum sebesar Yogyakarta ataupun Pekalongan, namun kualitas batik yang dihasilkan di kota ini sangatlah bernilai tinggi. Hal itu lantaran teknik pewarnaan Batik Madura dilakukan secara khusus dengan lama waktu perendaman hingga enam bulan. Sehingga hasilnya tampak lebih mahal dan uniknya lagi, semakin lama warna batik ini akan terlihat makin cerah. Tak heran harga yang dipatok di pengrajin bisa mencapai jutaan rupiah untuk satu helainya.

Pesona Batik Bali

Tak hanya pulau Jawa yang terkenal dengan pesona batiknya. Provinsi Bali pun memiliki keindahan pesona batik yang molek dan terkenal telah mendunia. Misalnya, motif Batik Bali Ulamsari Mas. Ulamsari Mas merupakan motif yang menampilkan gambar udang dan ikan, yang mewakili mata pencaharian masyarakat di Bali yaitu nelayan. Jadi, bisa dikatakan bahwa motif ini menampilkan potret kekayaan alam Bali, serta kesejahteraan masyarakat pesisir. Adapun Ulamsari Mas merupakan salah satu motif batik Bali yang paling terkenal. Anak muda zaman sekarang sudah banyak menggunakan batik Bali bermotif Ulamsari Mas ini dalam bentuk pakaian. Motif berikutnya,  Batik Singa Barong. Sesuai namanya, motif ini menggambarkan salah satu kekayaan budaya di Bali, yaitu barong. Dalam keyakinan masyarakat Bali, barong melambangkan kekuatan, kemauan, dan keajaiban. Adapun barong merupakan  sejenis binatang mitologis atau ajaib karena dalam budaya Jawa maupun Bali. Namun, barong barong khas Bali berbeda dengan yang ada di Jawa. Barong Bali tidak memiliki belalai dan wujudnya tidak seperti naga. 

Ada pula  motif Batik Merak Abyorhokokai.  Meskipun namanya sulit diucapkan dan tidak familiar di telinga, motif batik ini sebenarnya cukup populer. Motif ini menampilkan merak Abyorhokokai sebagai poros utama di kain batik, dengan tambahan kelopak bunga seperti sakura. Meskipun mendapat sedikit pengaruh dari budaya Jepang, motif ini pada dasarnya melambangkan keindahan Pulau Bali. Selain itu, motif Jagatan Pisang. Sering juga disebut batik pisang Bali, motif jagatan pisang ini memiliki makna harapan, doa, dan keselamatan.Masyarakat Bali percaya bahwa jika memberikan batik ini kepada orang yang tercinta pada saat dia bepergian, maka dia akan dilindungi dan pulang dengan selamat.  Oleh sebab itu, batik bermotif Jagatan Pisang ini kerap sering diberikan untuk pasangan yang akan melakukan perjalanan. Selain lima motif diatas, Batik Bali juga memiliki motif penari Bali, dua bangau, burung kembar, kembang sepatu dan masih banyak lagi.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Lifestyle Terbaru