Loading
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan saat membuka Press Gathering Pimpinan MPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen, di Lampung, Jumat (22/3/2019) malam. (Arahkita/Dominikus Lewuk)
BANDARLAMPUNG, ARAHKITA.COM - Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengajak masyarakat untuk 'menjahit' kembali persatuan bangsa di tengah situasi seperti sekarang ini. Tujuannya agar bangsa ini tidak terpecah-belah hanya karean pesta demokrasi yang akan berlangsung pada Pemilu serentak 17 April 2019.
"Menjahit kembali persatuan bangsa adalah hal yang wajib dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia. Hal ini sangat diperlukan di tengah situasi seperti sekarang. Tujuannya, agar kesatuan dan persatuan yang telah dijalani dan dinikmati selama 73 tahun sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 tidak terpecah hanya karena 'Pemilu',ungkap Zulkifli saat membuka Press Gathering Pimpinan MPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen, di Lampung, Jumat (22/3/2019) malam.
Lanjut Zulkifli, jika semua pihak bisa 'menjahit' kembali persatuan bangsa, saling menghormati, dan menyayangi di antara sesama anak bangsa, maka hal-hal demikian tidak pernah akan terjadi.
“Jadi, itulah makna sukses dalam pemilu. Tapi jika itu tidak terjadi, mak tidak ada yang menang dalam Pemilu. Jika pun ada pemenang, kita katakan kalah kalau sikap saling curiga masih berlanjut setelah pemilu usai,” tandasnya.
Dikatakan Zulkifli, persoalan yang dihadapi sekarang ini adalah suhu politik menjelang pemilu yang begitu panas. Dari perjalanan berkeliling ke berbagai daerah dia mengaku merasakan betapa panasnya suhu politik sepanjang masa Pemilu ini. Ia mengibaratkan suasana panas itu seperti jerami kering yang sedikit saja api bisa membakar semuanya.
“Saya sudah berkeliling hampir 500 Kabupaten dan saya merasakan suasana panas itu,” kata pria yang akrab disapa Zulhas itu.
Jadi, hal yang dikhawatirkan itu, bukan menjelang pemungutan suara 17 April 2019 nanti melainkan sesudah pemungutan suara. Dirinya memprediksi hingga hari "H" pemungutan suara 17 April tidak akan terjadi apa-apa.
Baca juga:
Dicari, Pemimpin yang Melayani“Saya tidak khawatir hari ini sampai tanggal 17 April 2019. Tidak akan terjadi apa-apa. Tapi setelah pemungutan suara, saya khawatir. Nah, jika masing-masing pihak merasa menang, terus bagaimana? Apalagi dengan beda suara yang tipis?”, kata Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN).
Dijelaskan dia pemilihan presiden dilakukan setiap lima tahun. Tapi seringkali justru berkepanjangan. “Pilpres ini setiap lima tahun, tapi kita tidak boleh berkepanjangan. Kalau sampai terjadi rusuh, kita mundur lagi," kata Zulhas.
Dia kembali menegaskan pemilu harus dilaksanakan secara luber jurdil. Jangan ada prasangka dan kecurigaan. “Pemilu harus luber jurdil. Setelah itu kita jahit kembali merah putih agar kita kembali bersatu pascapemilu yang panjang dan melelahkan serta mengaduk-aduk perasaan, persaudaraan, kebangsaan, persatuan. Setelah pemilu, kita satukan lagi,” imbuhnya.
Pada masa menjelang pemungutan suara 17 April 2019 ini Zulkifli Hasan mengajak media untuk tidak membuat suasana menjadi semakin panas melainkan menyejukan dan meredakan ketegangan. Media sebagai pilar keempat demokrasi mempunyai peran yang sangat penting.
“Ayolah teman-teman media kita jaga rumah kita, negeri ini. Media mempunyai peran yang penting,” ujarnya.
“Pemilu ini bukan perang. Sama sekali tidak. Kita menjalani demokrasi karena itu ada Pemilu. Pak Jokowi dan Pak Prabowo adalah kader terbaik Indonesia. Pemilu ini tentang saudara kita juga,” tegasnya.
"Mari, kita saling menghormati dan menghargai serta melaksanakan Pemilu dengan luber jurdil (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil)," ajak Zulkifli.