Loading
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno. (Gesuri.id)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, memaparkan lima misi strategis untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Lima misi tersebut disampaikan dalam forum pembangunan daerah sebagai bagian dari transformasi Jakarta pasca-Ibu Kota pindah ke IKN.
Lima misi yakni mewujudkan masyarakat megapolitan yang berdaya dan sejahtera berfokus pada pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender dan budaya untuk menciptakan warga yang kuat, kompetitif, berdaya, dan berbudaya.
Kedua, mewujudkan pusat ekonomi inovatif dengan pembangunan dan akses sumber daya yang merata bertujuan pada pengembangan ekonomi kota berbasis inovasi berkelanjutan, peningkatan kesempatan kerja dan jaminan kesejahteraan sosial.
Ketiga, mewujudkan manajemen kota modern yang akuntabel dan responsif untuk layanan publik yang optimal.
"Melalui reformasi birokrasi, transformasi digital, dan peningkatan kualitas layanan publik, Jakarta berupaya menjadi kota yang andal, efisien, dan transparan," kata Rano dikutip Antara.
Misi Jakarta berikutnya mewujudkan ruang kota layak huni, berketahanan, dan berkelanjutan berfokus pada pembangunan infrastruktur untuk mewujudkan kota layak huni melalui peningkatan akses air bersih, sanitasi, hunian terjangkau, serta ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim.
Kemudian, mewujudkan konektivitas dan sinergi kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya melalui optimalisasi pergerakan manusia dengan meningkatkan kemudahan akses ke berbagai lokasi.
Selanjutnya, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan transportasi publik serta mengembangkan berbagai kawasan strategis sebagai simpul aktivitas perkotaan.
Rano lalu mengungkapkan, dalam mewujudkan visi dan misi telah dirumuskan tujuan dan sasaran pembangunan yang di antaranya diukur dengan Indeks Modal Manusia yang menunjukkan kapasitas SDM untuk bersaing di level global; Indeks Ekonomi Hijau yang menggambarkan lansekap ekonomi inovatif dengan prinsip berkelanjutan.
Selanjutnya, tingkat Kemiskinan yang menjamin distribusi manfaat pembangunan yang berkeadilan, dekat dengan transportasi publik, penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menggambarkan perbaikan taraf hidup (liveability) sebagai kota layak huni.
Kemudian, tentang proyeksi kapasitas fiskal, Rano mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta tahun 2030 diproyeksikan akan meningkat secara moderat sesuai dengan asumsi makro ekonomi.
Menurut dia, ini memberikan sinyal positif bagi perbaikan iklim investasi dan pembangunan di Jakarta.