Rabu, 31 Desember 2025

BNPT: Pelaku Ledakan SMAN 72 Terpengaruh Konten True Crime di Internet


 BNPT: Pelaku Ledakan SMAN 72 Terpengaruh Konten True Crime di Internet Kepala BNPT Komjen Eddy Hartono berbicara dalam konferensi pers "Penanganan Anak Rekrutmen Secara Online Terhadap Anak-anak Oleh Kelompok Terorisme" di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (18/11/2025). (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengungkap fakta baru terkait insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat (7/11/2025). Hasil penelusuran menunjukkan bahwa pelaku aktif mengakses komunitas daring bertema true crime, yang membahas berbagai kasus kejahatan nyata.

Kepala BNPT Komjen Eddy Hartono menjelaskan bahwa temuan tersebut diperoleh dari investigasi Densus 88. Menurutnya, pelaku mengalami fenomena yang disebut mimetic radicalization—yakni kecenderungan meniru tindakan kekerasan yang pernah dilihat sebelumnya, baik melalui konten digital maupun peristiwa populer.

“Pelaku meniru pola kejahatan yang dia lihat dari grup bernama True Crime Community. Ia melakukan itu untuk mencari rasa hebat dan mendapatkan pengakuan,” ujar Eddy dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Pemicu Psikologis dan Risiko Imitasi Kekerasan

Eddy menambahkan bahwa tindakan pelaku berhubungan erat dengan tekanan psikologis yang belum tertangani. Pola imitasi ini kerap muncul pada remaja yang sedang mencari identitas atau pembuktian diri.

Melihat kecenderungan tersebut, BNPT kini menggandeng Kementerian PPPA, KPAI, Kemensos, dan para ahli psikologi untuk memetakan pendekatan rehabilitasi yang tepat. Kolaborasi ini diharapkan mampu meminimalkan risiko peniruan tindakan kekerasan di kalangan remaja.

“Kami sedang merancang model rehabilitasi bagi anak-anak yang mengalami tekanan psikologis sehingga rentan meniru perilaku berbahaya,” kata Eddy dikutip Antara.

Kronologi Ledakan di SMAN 72

Ledakan terjadi sekitar pukul 12.15 WIB di lingkungan SMAN 72 Jakarta yang berada dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saat kejadian, siswa dan guru tengah melaksanakan Salat Jumat di masjid sekolah.

Menurut keterangan saksi, dentuman pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung. Tidak lama kemudian, ledakan kedua muncul dari arah berbeda. Suara yang berulang itu membuat kepanikan meluas di area sekolah dan permukiman sekitar.

Beberapa korban mengalami luka bakar serta cedera akibat serpihan. Petugas keamanan dan tenaga medis dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan penanganan cepat terhadap para korban.

Kesiapsiagaan untuk Cegah Kasus Serupa

BNPT menegaskan pentingnya pengawasan terhadap aktivitas digital remaja, terutama konten berbau kekerasan yang berpotensi memicu imitasi. Lembaga ini juga menekankan perlunya kolaborasi keluarga, sekolah, dan instansi pemerintah dalam menguatkan kesehatan mental anak-anak.

“Penguatan karakter dan pendampingan psikologis harus berjalan beriringan agar anak-anak tidak mudah terpapar konten yang salah,” ucap Eddy.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Hukum & Kriminalitas Terbaru