Loading
Politisi Ambros Dan, Marsel Isak dan juga Pengacara Silvester Nong Manis mendesak Pemerintah Daerah Sikka agar segera mengeluarkan perda tentang Hukum Adat dan Lembaga Adatnya. (Istimewa)
HEWOKLOANG, MAUMERE, ARAHKITA.COM - Politisi Ambros Dan, Marsel Isak dan juga Pengacara Silvester Nong Manis mendesak Pemerintah Daerah Sikka agar segera mengeluarkan perda tentang Hukum Adat dan Lembaga Adatnya. Karena dalam pandangan mereka aspek budaya memiliki peran strategis dalam menangkal radikalisme, terorisme dan intoleransi yang saat ini tumbuh dan berkembang dengan target menghancurkan4 pilar berbangsa dan bernegara.
Selain itu mereka juga merekomendasikan pagar hasil diskusi tentang Jaga Nian Tana di Hewokloang ini diserahkan kepada Pemda Sikka sebagai bentuk partisipasi masyarakat Kecamaan Hewokloang dalam upaya pemajuan kebudayaan, terutama mendukung lahirnya Perda Pemda Sikka tentang Hukum Adat dan Lembaga Adat.
Saat ini menurut mereka sudah dibentuk sebuah tim kecil yang bertugas menginventarisir obyek-obyek pemajuan kebudayaan yang merupakan warisan nenek moyang Hewokloang di Kecamatan Hewokloang, berapa jumlah sanggar-sanggar yang ada Hewokloang yang memfokuskan aktivitasnya di bidang seni dan budaya, berapa jumlah putra putri Kecamatan Hewokloang yang memiliki keahlian rapalan (pantun, kleteng latar dan latung lawang) sebagai obyek tradisi lisan juga teknologi tradisional (Kuwu Tua tempat membuat moke), pengetahuan tradisional dan ritus-ritus untuk direvitalisasi dalam rangka memenuhi perintah UU No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan yang menempatkan Kebudayaan sebagai Investasi untuk mambangun masa depan bangsa dan perdaban bangsa demi mewujudkan tujuan nasional.
Diskusi Kebangsaan yang merupakan bagian dari pendidikan politik bertema "Jaga Nian Tana" sebuah tema kebangsaan yang berarti "Jaga Tanah Air Indonesia" bermakna menjaga 4 pilar negara Indonesia yaitu NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945, menampilkan beberapa nara sumber yaitu Wakil Bupati Sikka Romanus Woga, Lusia Adinda Dua Nurak, Petrus Selestinus, Silvester Nong Manis, Marsel Isak dan Ambros Dan.
Meskipun diskusi kebangsaan "Jaga Nian Tana" dilaksanakan di bawah hujan lebat dan badai akan tetapi hal itu tidak mengurangi antusiasme warga dan undangan yang hadir mengikuti acara hingga diskusi ditutup pada pukul 21.00 Wita.
Selain diskusi kebangsaan, juga digelar kampanye dialogis Partai Hanura yang hanya berlangsung tidak kurang dari 2 jam.