Loading
Arsip- Presiden Iran Masoud Pezeshkian (ANTARAAnadolupy)
TEHERAN, ARAHKITA.COM – Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam jika agresi dari Israel terus berlanjut. Dalam pernyataannya kepada Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi melalui sambungan telepon, Pezeshkian menyebut bahwa Iran siap memberikan respons tegas dan pasti terhadap serangan yang ia sebut sebagai bentuk provokasi dari rezim Zionis Israel.
Presiden Iran menyatakan bahwa pihaknya selalu mengedepankan perdamaian serta menjalin hubungan yang kuat dengan negara-negara kawasan dan dunia Islam. Pendekatan ini menjadi salah satu fondasi utama dalam kebijakan luar negeri pemerintahannya.
Namun, menyikapi eskalasi yang terus terjadi, Pezeshkian memperingatkan bahwa jika Israel terus melancarkan agresi, Iran tidak akan segan mengambil tindakan balasan. Ia juga menyoroti upaya Israel yang dinilai ingin menarik Amerika Serikat ke dalam konflik lebih luas di Timur Tengah.
"Kami tidak akan membiarkan pihak manapun mendorong kami untuk berkonflik dengan negara-negara Muslim di kawasan. Iran tetap menjunjung tinggi semangat solidaritas Islam," tegasnya.
Lebih lanjut, Pezeshkian menyampaikan bahwa perdamaian dan stabilitas kawasan adalah hal mendasar demi kesejahteraan rakyat. Ia mengecam kebijakan militeristik Israel yang menurutnya justru memperkeruh situasi di Timur Tengah.
Mesir Serukan Diplomasi, Kecam Agresi Israel
Dalam percakapan tersebut, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi juga menyatakan sikap tegasnya. Ia mengutuk keras tindakan militer Israel terhadap Iran dan menegaskan bahwa Mesir terus menggalang diplomasi aktif dengan Amerika Serikat guna menurunkan ketegangan.
El-Sisi menyampaikan bahwa penyelesaian melalui jalur diplomatik adalah satu-satunya solusi yang realistis, termasuk dalam menyikapi isu nuklir Iran. Ia menolak opsi militer sebagai jalan keluar, karena justru akan memperburuk situasi dikutip dari Antara.
Harapan Perdamaian di Tengah Ketegangan
Ketegangan antara Iran dan Israel terus menyita perhatian dunia internasional. Di tengah dinamika yang kian panas, pernyataan dari dua pemimpin kawasan ini menunjukkan bahwa meski ancaman dan tekanan terus muncul, pintu diplomasi dan harapan perdamaian belum sepenuhnya tertutup.