Selasa, 30 Desember 2025

Kesalahan Pilot Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan


 Kesalahan Pilot Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan Kesalahan Pilot Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan. (Liputan6.com)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kesalahan pilot diduga menjadi penyebab utama kecelakaan fatal Jeju Air di Korea Selatan yang terjadi 29 Desember 2024 dan menewaskan 179 dari 181 penumpang dan kru.

Seorang sumber kepada Reuters dan dilansir The Independent, menyebutkan bahwa terdapat bukti jelas bahwa pilot secara keliru mematikan mesin setelah menabrak burung.

Data dari perekam suara kokpit, komputer penerbangan, dan sakelar mesin fisik yang ditemukan di reruntuhan menunjukkan bahwa mesin kiri yang tidak terlalu rusak dimatikan, alih-alih mesin kanan, sesaat sebelum upaya pendaratan yang fatal.

"Tim investigasi memiliki bukti dan data cadangan yang jelas, sehingga temuannya tidak akan berubah," ujar sumber tersebut kepada Reuters dengan syarat anonim karena penyidik belum merilis laporan resmi yang memuat bukti tersebut

Disebutkan, pilot secara keliru mematikan mesin pesawat yang masih berfungsi setelah mengalami tabrakan burung. Pilot mematikan mesin kiri yang masih berfungsi, alih-alih mesin kanan yang rusak akibat tabrakan dengan kawanan bebek teal Baikal. Pesawat jenis Boeing 737-800 tersebut mengalami pendaratan dengan roda ditarik dan menabrak fasilitas bandara sebelum meledak, meninggalkan hanya dua pramugari yang selamat.

 

Keluarga korban menolak temuan awal itu dan mengkritik pihak berwenang yang dinilai terlalu cepat menyalahkan pilot tanpa bukti mekanis yang cukup. Mereka menilai laporan sementara tersebut belum final dan mengkhawatirkan interpretasi media yang berpotensi membentuk opini publik sebelum investigasi selesai.

 

Para pejabat Korea Selatan membatalkan konferensi pers mengenai investigasi kecelakaan Jeju Air setelah keluarga korban mengganggu acara tersebut, dengan menyebut laporan sementara tidak memadai.

The Times juga melaporkan bahwa para penyidik mengatakan bahwa pilot secara keliru mematikan mesin yang salah setelah tabrakan burung dan mendaratkan pesawat terlalu cepat dengan roda pendaratan yang ditarik.

Seorang pejabat dilaporkan mengatakan kepada MBN TV Korea Selatan: "Pilot seharusnya mematikan mesin kanan, yang rusak parah akibat tabrakan burung, tetapi ia mematikan mesin kiri, yang sedang berputar, dan kotak hitam serta listrik pun padam."

Pada 29 Desember tahun lalu, Pesawat Jeju Air 2216 mendarat dengan posisi miring setelah melaporkan tabrakan burung dan menyatakan keadaan darurat. Pesawat itu melewati landasan pacu, menabrak tanggul beton yang berisi peralatan navigasi, dan meledak. Hanya dua pramugari di bagian belakang pesawat yang selamat.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru