Loading
Dalam Satu Hari Terjadi 7 Kematian Akibat Kelaparan, Total Kini Capai 251 Orang. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk. Dalam waktu satu hari, rumah sakit mencatat tujuh kematian akibat kelaparan dan malnutrisi, termasuk dua anak-anak. Total korban jiwa akibat krisis pangan kini mencapai 251 orang, dengan 110 di antaranya merupakan anak-anak.
Situasi ini terjadi di tengah pengepungan ketat yang diberlakukan Israel sejak Oktober 2023. Penutupan seluruh perbatasan dan blokade bantuan kemanusiaan membuat pasokan pangan dan obat-obatan tidak dapat masuk ke wilayah Gaza, memperparah bencana kelaparan yang terus meluas.
Sejak 2 Maret 2025, Israel menutup akses sepenuhnya ke Jalur Gaza dan menolak sebagian besar bantuan kemanusiaan yang dikirim untuk warga sipil. Dampaknya langsung terasa pada populasi rentan, terutama anak-anak.
Baca juga:
Gaza Masih Dilanda Kelaparan Meski Gencatan Senjata Berlaku, WHO Peringatkan Krisis Belum UsaiUNRWA, dilansir Antara, memperingatkan bahwa kasus malnutrisi di kalangan anak-anak berusia 5 tahun ke bawah meningkat dua kali lipat pada Maret hingga Juni akibat pengepungan oleh Israel yang hingga kini masih berlangsung.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan bahwa tingkat malnutrisi di Gaza sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, antara lain 1 dari 5 anak balita di sana menderita kekurangan gizi akut.
Sejak awal agresi Zionis Israel pada Oktober 2023, korban tewas di Gaza telah mencapai 61.897 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Sementara itu, sedikitnya 155.660 orang lainnya terluka.
Data itu masih belum lengkap lantaran masih banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan dan tidak dapat terjangkau oleh ambulans dan tim penyelamat.