Loading
Warga berduka lokasi penembakan yang menewaskan sejumlah pengunjung di Pantai Bondi, Sydney, Australia, Senin (15/12/2025). ANTARA/Xinhua/Ma Ping/aa.
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Kepolisian New South Wales (NSW), Australia, secara resmi mendakwa terduga pelaku penembakan di Pantai Bondi, Sydney, dengan puluhan pelanggaran berat, termasuk tindak pidana terorisme. Total, sebanyak 59 dakwaan diajukan terhadap pria berusia 24 tahun tersebut.
Dalam keterangan resminya pada Rabu (17/12/2025), polisi menyebutkan bahwa dakwaan tersebut merupakan hasil penyelidikan intensif yang dilakukan melalui Operasi Arques oleh Joint Counter Terrorism Team (JCTT).
“Setelah penyelidikan mendalam, penyidik JCTT mendatangi rumah sakit dan secara resmi mendakwa seorang pria berusia 24 tahun asal Bonnyrigg dengan 59 pelanggaran, termasuk tindakan terorisme,” demikian pernyataan Kepolisian NSW.
Selain dakwaan terorisme, tersangka juga dijerat dengan 15 tuduhan pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan yang melibatkan niat menghilangkan nyawa, serta pelanggaran penggunaan senjata api. Polisi juga memasukkan dakwaan terkait penampilan simbol organisasi teroris terlarang di ruang publik dan penempatan bahan peledak di dalam atau sekitar bangunan yang berpotensi menimbulkan kerusakan besar.
Insiden penembakan tersebut terjadi pada Minggu lalu, ketika sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah kerumunan di kawasan Pantai Bondi. Peristiwa ini menewaskan 16 orang dan menyebabkan 40 lainnya mengalami luka-luka.
Pihak kepolisian NSW mengungkapkan bahwa para pelaku terdiri dari dua orang, yakni seorang pria berusia 50 tahun dan putranya yang berusia 24 tahun. Sementara itu, laporan dari stasiun televisi Israel Kan menyebutkan bahwa serangan terjadi bertepatan dengan upacara penyalaan lilin Hanukkah, yang dihadiri banyak anggota komunitas Yahudi dilansir Antara.
Polisi negara bagian juga memastikan bahwa tim penjinak bom berhasil menetralisir dua alat peledak rakitan yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian, sehingga mencegah potensi korban tambahan.
Kasus ini menjadi salah satu serangan paling mematikan di Australia dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus menambah sorotan terhadap ancaman ekstremisme dan terorisme di ruang publik.