Loading
Ilustrasi Greenland, Denmark. /ANTARA/Anadolu/py (Anadolu)
GREENLAND, ARAHKITA.COM - Amerika Serikat (AS) menyatakan ingin membuka komunikasi langsung dengan masyarakat Greenland tanpa tujuan menguasai wilayah tersebut, di tengah meningkatnya perhatian geopolitik di kawasan Arktik.
Pernyataan itu disampaikan oleh utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Greenland, Jeff Landry, dalam wawancara dengan Fox News pada Selasa (23/12/2025).
Landry mengatakan dialog diperlukan untuk memahami kebutuhan dan harapan penduduk setempat terkait masa depan wilayah tersebut.
“Apa yang mereka cari? Kesempatan apa yang belum mereka dapatkan? Mengapa mereka belum mendapatkan pelindungan yang sebenarnya layak mereka dapatkan?” ujar Landry, dikutip dari Antara, Rabu (24/12/2025].
Sikap tersebut muncul di tengah penolakan publik Greenland terhadap wacana aneksasi oleh Amerika Serikat, sebagaimana tercermin dalam berbagai survei opini selama beberapa tahun terakhir.
Trump mengumumkan penunjukan Landry sebagai utusan khusus AS untuk Greenland pada Minggu (21/12/2025). Landry saat ini menjabat sebagai gubernur Louisiana dan belum memiliki pengalaman diplomatik signifikan.
Respons datang dari Denmark dan Greenland. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen bersama Perdana Menteri Greenland Jens-Frederik Nielsen menegaskan bahwa Greenland merupakan milik penduduknya.
Greenland, yang berstatus wilayah otonom Denmark, menjadi perhatian Washington karena posisinya yang strategis di kawasan Arktik serta potensi sumber daya alamnya.
Namun, Trump menyatakan ketertarikan AS terhadap Greenland didasari pertimbangan keamanan nasional, bukan kepentingan mineral.
Uni Eropa pada Senin (22/12) menyatakan solidaritas dengan Denmark dan Greenland, menyusul meningkatnya sorotan internasional atas pernyataan Washington.
Sejumlah analis menilai keinginan Trump yang berulang untuk memperluas pengaruh wilayah AS berisiko memicu ketegangan dengan sekutu utama NATO.
Sumber: Anadolu