Selasa, 30 Desember 2025

Serangan Siber Besar-Besaran Paksa Deepseek Tutup Sementara Pendaftaran Pengguna Baru


 Serangan Siber Besar-Besaran Paksa Deepseek Tutup Sementara Pendaftaran Pengguna Baru Ilustrasi serangan siber: pixabay.com

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Serangan siber besar-besaran memaksa DeepSeek menutup model AI inovatifnya untuk pendaftaran baru.

Media Pemerintah China menglaim serangan itu berasal dari Amerika Serikat, yang berupaya membobol kredensial pengguna.

Serangan siber itu menurut Deepseek seperti dilaporkan The Independent mulai terjadi hari Selasa (28/1) dalam skala besar-besaran.

Akhirnya Deepseek membatasi pendaftaran R1 dengan nomor telepon di Tiongkok dan melarang pendaftaran dari pengguna internasional.

Spanduk pada aplikasinya memberi tahu pengguna bahwa mereka menghadapi "serangan jahat" tanpa mengungkapkan dari mana serangan itu berasal.

"Karena serangan jahat berskala besar pada layanan DeepSeek, sementara kami membatasi pendaftaran untuk memastikan layanan terus berlanjut," kata pemberitahuan tersebut.

"Pengguna yang sudah ada dapat masuk seperti biasa. Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda."

Pada hari Rabu, DeepSeek memberi tahu pengguna bahwa masalah tersebut telah diidentifikasi, dan perbaikan sedang dilaksanakan.

Tidak lama kemudian, Yuyuan Tantian, akun media sosial yang berafiliasi dengan penyiar negara Tiongkok CCTV, mengklaim serangan tersebut berasal dari alamat IP di AS.

Perusahaan keamanan siber Tiongkok QAX Technology Group, mengatakan, serangan yang lebih baru berupaya memecahkan kredensial pengguna dengan memeriksa semua kemungkinan kombinasi kata sandi untuk memahami cara kerja model AI.

“Semua IP serangan direkam, semuanya dari AS,” pakar keamanan siber QAX Wang Hui mengatakan kepada CCTV.

Serangan siber pada DeepSeek telah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan platform AI dan risiko yang ditimbulkan bagi pengguna.

Perusahaan rintisan China Deepseek, baru-baru ini membuat heboh pasar saham dan industri teknologi dunia dengan merilis sistem AI barunya, yang disebut R1.

DeepSeek mengklaim model AI-nya lebih ekonomis dengan kemampuan yang sama dibandingkan dengan pesaingnya seperti ChatGPT OpenAI, yang menggunakan chip Nvidia yang lebih mahal.

R1 dengan cepat mendapatkan popularitas, naik ke puncak daftar aplikasi gratis yang diunduh dari Apple Store, melampaui ChatGPT.

Ketika berita menyebar investor di perusahaan teknologi seperti Nvidia dan Oracle mulai menjual saham mereka, menghapus hampir satu triliun dolar dalam nilai dari pasar saham Amerika pada hari Senin.

Nvidia adalah pemasok utama chip yang digunakan untuk melatih model AI tingkat lanjut.

 

Kini, serangan siber pada DeepSeek telah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan platform AI dan risiko yang ditimbulkannya bagi pengguna.

Bill Conner, mantan penasihat keamanan untuk pemerintah Amerika dan Inggris, mengatakan DeepSeek menunjukkan risiko yang jelas bagi perusahaan mana pun yang kepemimpinannya menghargai privasi, keamanan, dan transparansi data.

Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa kemunculan DeepSeek adalah “peringatan” bagi raksasa AI Amerika.

Beberapa pakar AI menyuarakan kekhawatiran tentang hubungan DeepSeek dengan pemerintah Tiongkok.

 

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru