Selasa, 30 Desember 2025

Silaturahmi Kebangsaan, Saat Tokoh Agama dan Pemerintah Bersatu Menjaga Pertahanan Indonesia


  • Sabtu, 20 September 2025 | 23:00
  • | News
 Silaturahmi Kebangsaan, Saat Tokoh Agama dan Pemerintah Bersatu Menjaga Pertahanan Indonesia Pertemuan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dengan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo pada 16 September 2025. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pertemuan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dengan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo pada 16 September 2025 menjadi bukti nyata bahwa menjaga persatuan bangsa tidak hanya soal strategi militer, tetapi juga soal membangun silaturahmi kebangsaan.

Di tengah dinamika sosial dan politik yang kerap menguji persatuan, dialog antara pemerintah dan tokoh agama memegang peran penting. Tokoh agama hadir dengan kekuatan moral dan bimbingan spiritual, sementara Kementerian Pertahanan menjaga kedaulatan negara. Jika keduanya berjalan beriringan, lahirlah sinergi yang memperkuat benteng bangsa, baik secara spiritual maupun nasional.

Menhan Sjafrie menegaskan bahwa pertahanan negara adalah tanggung jawab bersama. Ancaman tidak selalu datang dari luar, tetapi juga bisa lahir dari dalam negeri, misalnya lewat ideologi yang berusaha memecah belah persatuan. Di sinilah peran tokoh agama menjadi vital dalam mengingatkan umat agar tetap teguh pada nilai kebangsaan.

Kunjungan Kardinal Suharyo ke Kementerian Pertahanan juga memberi pesan kuat bahwa perbedaan iman tidak menjadi penghalang, melainkan jembatan menuju kerja sama. Dialog lintas keyakinan semacam ini menciptakan rasa saling percaya antara pemerintah dan masyarakat, sekaligus menekan potensi konflik horizontal.

Lebih jauh, momentum ini bisa menjadi inspirasi bagi kementerian lain maupun pemuka agama untuk membuka lebih banyak ruang komunikasi. Pertahanan bangsa bukan hanya dibangun dengan alutsista, melainkan juga dengan nilai kebersamaan, kepedulian, dan komitmen menjaga Bhinneka Tunggal Ika.

Silaturahmi kebangsaan seperti ini layak diperluas. Di era globalisasi dan polarisasi, kekuatan Indonesia justru terletak pada kemauan semua pihak untuk menjaga persatuan. Pertemuan di Kemhan menjadi pengingat bahwa hanya dengan dialog dan kerja sama, kedamaian serta rasa aman akan semakin mengakar di hati rakyat.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru