Selasa, 30 Desember 2025

Aliansi Akademisi dan Aktivis Desak Pemerintah Hentikan Program Makan Bergizi Gratis


  • Sabtu, 27 September 2025 | 13:30
  • | News
 Aliansi Akademisi dan Aktivis Desak Pemerintah Hentikan Program Makan Bergizi Gratis Ilustasi - Program Makan Bergizi Gratis- MBG. (Infobanknews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Aliansi Akademisi dan Aktivis Peduli Masa Depan Indonesia menyerukan pemerintah untuk segera menghentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Seruan ini muncul setelah kasus keracunan massal yang diduga berasal dari makanan program tersebut terus meningkat di berbagai wilayah.

Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat sejak 6 Januari hingga 12 Mei 2025 kasus keracunan MBG terjadi di 10 provinsi. Angka ini melonjak setelah tahun ajaran baru dimulai, dan menurut Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, hingga akhir September 2025 tercatat sekitar 6.452 kasus keracunan. Aliansi menilai jumlah itu bisa jauh lebih besar karena banyak kasus diduga tidak dilaporkan akibat rasa takut dari siswa, orang tua, maupun pihak sekolah.

Hasil uji laboratorium di beberapa daerah, termasuk Sukabumi, menemukan kontaminasi bakteri dan jamur pada menu MBG. Bahkan, ditemukan pula serangga dan hewan kecil dalam makanan. Aliansi menyebut menu yang disajikan tidak bergizi, porsinya minim, serta masih menggunakan bahan olahan dengan kandungan pengawet tinggi.

“Kasus keracunan terus berulang. Klaim pemerintah bahwa program ini bisa disempurnakan jelas gagal. Bahkan Kepala Badan Gizi Nasional menyebut ribuan kasus keracunan masih wajar. Padahal satu kasus saja sudah terlalu besar jika menyangkut keselamatan anak-anak,” tegas Aliansi dalam pernyataan tertulis diterima media ini, Sabtu (27/9/2025).

Selain masalah kualitas makanan, aliansi menyoroti desain program yang dianggap tidak berbasis kajian ilmiah, tata kelola yang lemah, dan rawan korupsi. DPR bahkan menyetujui kenaikan anggaran MBG 2026 sebesar 471 persen menjadi Rp335 triliun, meski pelaksanaan program dinilai penuh penyimpangan.

Aliansi juga mengkritik dominasi militer dalam struktur Badan Gizi Nasional (BGN) yang dianggap tidak memiliki keahlian di bidang pangan dan gizi. Penunjukan vendor disebut tidak transparan, sementara sekolah dan guru justru terbebani tanggung jawab tambahan, termasuk risiko bila terjadi keracunan.

“Atas berbagai persoalan ini, kami mendesak pemerintah menghentikan program MBG demi keselamatan anak bangsa. Program yang salah sasaran ini justru mengancam nyawa generasi penerus Indonesia,” demikian pernyataan yang diteken sejumlah akademisi dan aktivis, di antaranya Sulistyowati Irianto (UI) dan Rahma Mary (YLBHI).

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru