Selasa, 30 Desember 2025

BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Sumatera untuk Kendalikan Hujan dan Banjir


  • Senin, 01 Desember 2025 | 14:00
  • | News
 BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Sumatera untuk Kendalikan Hujan dan Banjir Penyampaian paparan tentang operasi modifikasi cuaca dampak siklon senyar yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat oleh Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani (kiri) di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025). ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari/pri.

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk membantu penanganan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Sumatera. Langkah ini dilakukan agar distribusi bantuan dan aktivitas evakuasi di lapangan tidak terhambat cuaca ekstrim maupun curah hujan tinggi.

Tiga titik operasi menjadi pusat kegiatan OMC, yaitu Posko Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda (Aceh), Posko Kualanamu (Medan), serta Posko Bandara Internasional Minangkabau (Padang). Operasi ini dijadwalkan berlangsung hingga Rabu, 3 Desember 2025, dengan dukungan armada pesawat untuk penyemaian awan.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa operasi ini difokuskan agar hujan terkendali dan tidak menggangu jalur bantuan logistik. Penyemaian NaCl (garam halus) dilakukan pada awan–awan berpotensi hujan, sehingga air dapat turun di wilayah non-kritis dan tidak memicu banjir lanjutan. Sementara di daerah yang sudah sangat rawan, BMKG turut menyebarkan Kalsium Oksida (CaO) untuk mengurai potensi hujan dan memecah awan.

"Kami terus memantau cuaca dari udara dengan total lima pesawat yang disiagakan di Aceh, Medan, dan Padang. Tujuannya jelas: memastikan evakuasi dan drop bantuan berjalan tanpa hambatan hujan ekstrem," ungkap Faisal dalam rapat koordinasi bersama Kemendagri di Jakarta.

Faisal juga menekankan pentingnya respons cepat pemerintah daerah. Penetapan status siaga darurat menjadi syarat agar BMKG dan BNPB dapat menjalankan OMC secara penuh. Karena tanpa status tersebut, operasi pengendalian cuaca tidak bisa dilakukan dikutip Antara.

Ia mengingatkan kepala daerah untuk aktif memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG melalui koordinator di daerah masing–masing. Saat ini, terdapat lima balai besar yang berwenang menentukan status siaga darurat untuk mempercepat respons bencana.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru