Selasa, 30 Desember 2025

Banjir Bandang Aceh Utara Hancurkan 1.219 Rumah, Satu Dusun Hilang  


  • Rabu, 17 Desember 2025 | 20:10
  • | News
 Banjir Bandang Aceh Utara Hancurkan 1.219 Rumah, Satu Dusun Hilang    Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil berada si daerah terdampak parah banjir dan tanah longsor di Aceh Utara. (ANTARA/HO-Jubir Pemkab Aceh Utara)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mencatat kerusakan masif akibat banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut. Berdasarkan data sementara, sebanyak 1.219 rumah warga dilaporkan hilang, tersapu arus banjir bandang.

Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Muntasir Ramli, mengatakan bencana tersebut menyebabkan satu dusun hilang sepenuhnya.

“Satu dusun di Kabupaten Aceh Utara, yakni Dusun Lhok Pungki, Gampong Gunci, Kecamatan Sawang, hilang disapu banjir bandang,” ujar Muntasir saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (17/12/2025) seperti dilansir dari Antara

Ia menjelaskan, musibah banjir dan longsor membuat ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi ke sejumlah lokasi aman. Selain Kecamatan Sawang, kerusakan parah juga terjadi di Gampong Lhok Puuk, Kecamatan Seuneddon, serta Gampong Geudumbak.

Menurut Muntasir, total rumah yang terdampak mencapai 117.291 unit. Dari jumlah tersebut, 1.219 rumah dinyatakan hilang, 16.793 unit rusak berat, 6.134 rusak sedang, dan 15.126 rumah rusak ringan.

Sementara itu, jumlah korban jiwa akibat bencana terus bertambah. Hingga Selasa (16/12), tercatat 166 orang meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor. Bencana ini juga menyebabkan sekitar 90 persen wilayah Aceh Utara, yang meliputi 27 kecamatan dan 852 desa, terendam banjir dan lumpur.

Muntasir menegaskan, fokus utama pemerintah daerah saat ini adalah penyelamatan warga dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.

“Fokus utama pemerintah saat ini adalah penanganan pengungsi, distribusi logistik ke titik pengungsian, pencarian korban meninggal dan hilang, serta pemulihan pelayanan kesehatan dan jalur transportasi darat,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintah berupaya memastikan tidak ada pengungsi yang selamat dari banjir namun kemudian meninggal akibat kelaparan atau kondisi kesehatan yang memburuk.

Namun, penanganan di lapangan masih menghadapi berbagai kendala. Listrik dan jaringan komunikasi belum sepenuhnya pulih, sehingga berdampak pada distribusi bantuan, pendataan korban, pasokan air bersih, hingga distribusi gas elpiji.

"Ketersediaan obat-obatan dan alat berat juga masih terbatas, terutama untuk membuka akses jalan desa yang sempat terisolasi,” ujar Muntasir.

Ia menyebutkan, Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil (Ayah Wa) telah melaporkan kondisi dan kendala tersebut secara langsung kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat, sekaligus meminta dukungan tambahan.

Berdasarkan data Posko Informasi Banjir Aceh Utara, bencana ini berdampak pada 124.544 kepala keluarga atau 428.271 jiwa, sementara 18.858 KK atau 71.637 jiwa terpaksa mengungsi.

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bersama Forkopimda, BNPB, TNI-Polri, kementerian terkait, dan relawan terus berkoordinasi untuk mempercepat penanganan tanggap darurat, pendataan lanjutan, penyaluran bantuan kemanusiaan, serta pembangunan hunian sementara pascabencana.

Editor : M. Khairul

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru