Rabu, 31 Desember 2025

Indonesia–China Percepat Kerja Sama Pembangunan Hijau di Shanxi


 Indonesia–China Percepat Kerja Sama Pembangunan Hijau di Shanxi Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun (kanan) bersama kolega dari China dalam Forum Taiyuan Energy Low Carbon Development 2025 telah berakhir pada 28 September lalu di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China utara. (ANTARA/Xinhua/aa)

TAIYUAN, ARAHKITA.COM – Forum Taiyuan Energy Low Carbon Development 2025 resmi ditutup pada 28 September di Taiyuan, Provinsi Shanxi, Tiongkok Utara. Delegasi Indonesia hadir aktif dalam forum tersebut, membahas transisi energi, menjajaki kerja sama lintas sektor, hingga menandatangani sejumlah nota kesepahaman yang memperkuat fondasi kemitraan hijau Indonesia–China.

Sejak pertama kali digelar pada 2016, forum ini menjadi ajang penting bagi dialog internasional di bidang energi rendah karbon. Topik yang diangkat meliputi revolusi energi global, pengurangan ketergantungan pada batu bara, hingga strategi mitigasi karbon.Shanxi Jadi Pusat Transformasi Energi

Provinsi Shanxi yang sebelumnya sangat bergantung pada batu bara kini menjadi pionir reformasi energi di Tiongkok. Data menunjukkan:

  • Kapasitas produksi batu bara tingkat lanjut meningkat dari 68% (2019) menjadi 82% (2024).
  • Pembangkit energi baru dan energi bersih naik dari 33,9% (2019) menjadi 49,7% (2024).
  • Intensitas konsumsi energi turun signifikan, sehingga Shanxi masuk jajaran provinsi terdepan dalam efisiensi energi di Tiongkok.

Pencapaian ini mendapat apresiasi dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Delegasi internasional menilai langkah Shanxi sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan dan target transisi energi global.

Indonesia–China Perkuat Kerja Sama Hijau

Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, bersama rombongan, mengunjungi Shanxi Construction Investment Group. Ia menegaskan bahwa proyek seperti Detian Coking Indonesia tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga memperkuat rantai industri hulu-hilir.

Ketua Shanxi Construction Investment, Dang Xiangrong, menyampaikan bahwa kerja sama ke depan bisa difokuskan pada pertambangan berkelanjutan, infrastruktur, energi baru, material bangunan ramah lingkungan, hingga bangunan prefabrikasi. Ia juga mengusulkan kerja sama multilevel di bidang investasi, konstruksi, dan perdagangan.

Kolaborasi Riset dan Pertukaran Pengetahuan

Indonesia dan Shanxi sama-sama memiliki cadangan batu bara besar dan kini berada pada titik transformasi hijau. Sejak 2019, Shanxi ditetapkan sebagai Zona Percontohan Reformasi Energi oleh pemerintah Tiongkok dikutip Antara.

Pada 2024, delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat pemerintah dan pelaku usaha mengunjungi Shanxi. Mereka meninjau kawasan industri rendah karbon serta mendirikan pusat penelitian bersama tentang transisi energi. Kolaborasi ini melibatkan pakar energi dari Indonesia, dengan fokus pada Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan sebagai daerah percontohan.

Djauhari menambahkan bahwa Indonesia saat ini sedang berada di fase penting pembangunan ekonomi. Melalui perdagangan dan investasi, kerja sama dengan Tiongkok dapat saling melengkapi dan memberi manfaat bersama, khususnya dalam mewujudkan transformasi hijau.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru