Loading
Presiden Donald Trump berpidato di upacara peringatan publik Charlie Kirk pada 21 September 2025. (Kredit :MANDEL NGAN/AFP via Getty/People.com)
WASHINGTON, ARAHKITA.COM — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan membiarkan Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza. Komitmen itu, menurut laporan Axios pada Jumat (10/10/2025), menjadi bagian dari upaya Trump menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah menjelang berakhirnya masa pemerintahannya.
Dalam laporan tersebut disebutkan, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff bersama menantu presiden Jared Kushner telah menyampaikan pesan langsung kepada kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melalui mediator dari Turki, Mesir, dan Qatar. Trump, kata mereka, berjanji memastikan rencana perdamaian yang diusulkan Washington benar-benar dijalankan semua pihak.
Satgas Khusus AS Akan Awasi Gencatan Senjata
Mengutip dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, Axios menulis bahwa Trump akan membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata dan menindak setiap potensi pelanggaran.
Satgas ini rencananya akan bermarkas di Israel dan diperkuat oleh sekitar 200 personel militer Amerika Serikat. Tak hanya itu, perwira dari Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA) juga dijadwalkan bergabung dalam misi tersebut sebagai bagian dari kerja sama regional dalam menjaga perdamaian.
Langkah ini muncul setelah adanya laporan bahwa Israel sempat melanggar kesepakatan gencatan senjata pada Maret lalu, yang menimbulkan ketegangan baru dengan kelompok bersenjata di Gaza.
Trump Ingin Akhiri Pertumpahan Darah
Salah satu pejabat AS mengatakan, rasa saling tidak percaya masih kuat di antara pihak-pihak yang bertikai. Namun Trump dikabarkan ingin memastikan bahwa kesepakatan damai kali ini benar-benar berjalan.
“Presiden ingin mengakhiri pertumpahan darah dan memastikan semua pihak mematuhi kesepakatan yang telah dicapai,” ujar sumber tersebut.
Dengan langkah ini, Trump berupaya menegaskan peran Amerika Serikat sebagai penjamin perdamaian di Timur Tengah, sekaligus menunjukkan bahwa isu Gaza tetap menjadi perhatian penting di penghujung masa kepemimpinannya.