Loading
Tim penyelamat dari Palang Merah Filipina mengevakuasi warga dari rumah mereka setelah banjir yang dibawa oleh hujan deras akibat topan Kalmaegi di Provinsi Cebu, Filipina, Selasa (4/11/2025). ANTARA/Xinhua/HO-Palang Merah Filipina/aa.
MANILA, ARAHKITA.COM – Topan Kalmaegi menerjang wilayah tengah dan selatan Filipina pada Senin (3/11/2025) malam, menewaskan sedikitnya satu orang dan memaksa hampir 60 ribu warga mengungsi ke tempat aman. Hujan deras dan angin kencang melumpuhkan sejumlah daerah, termasuk Visayas dan Mindanao.
Menurut laporan Dewan Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana Nasional (NDRRMC), satu korban meninggal dunia dilaporkan di wilayah Central Visayas, sementara lebih dari 75 ribu orang telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Provinsi Bohol, Anthony Damalerio, menyebut korban adalah pria berusia 52 tahun yang tertimpa pohon tumbang akibat kencangnya hembusan angin di daerah tersebut.
“Angin datang sangat cepat dan kuat, banyak pohon tumbang dan listrik padam di beberapa area,” ujar Damalerio melalui siaran radio lokal.
Kalmaegi, yang secara lokal dikenal sebagai Topan Tino, memicu banjir besar di sejumlah desa di lima wilayah, termasuk Cebu dan Bohol. Sejumlah jalan raya tergenang air hingga mencapai lantai dua rumah penduduk.
Kondisi serupa juga terjadi di Pulau Siargao, salah satu destinasi wisata terkenal di Filipina. Angin kencang menyebabkan pemadaman listrik total di seluruh pulau, sementara ribuan warga terpaksa mengungsi sejak akhir pekan lalu.
Petugas informasi dari Provinsi Surigao del Norte, Janis Medina-Regino, menyebut lebih dari 70.000 orang kini bertahan di pusat-pusat evakuasi. “Sebagian besar sudah berada di sana sejak Minggu malam sebelum topan benar-benar mendarat,” ujarnya dilansir Antara.
Selain mengganggu aktivitas warga, Topan Kalmaegi juga memukul sektor transportasi udara. Otoritas Penerbangan Sipil Filipina melaporkan sekitar 100 penerbangan dibatalkan akibat cuaca ekstrem.
Badan meteorologi Filipina memperingatkan bahwa Kalmaegi masih akan membawa gelombang badai berbahaya dengan ketinggian mencapai tiga meter dan terus bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 25 km per jam.
Pemerintah Filipina mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi otoritas setempat seiring dengan kemungkinan meningkatnya curah hujan dan risiko banjir susulan dalam beberapa hari ke depan.