Selasa, 30 Desember 2025

Betlehem Rayakan Natal Pertama dalam Dua Tahun, Harapan Tumbuh di Tengah Luka Konflik


 Betlehem Rayakan Natal Pertama dalam Dua Tahun, Harapan Tumbuh di Tengah Luka Konflik Pohon Natal di Betlehem dan kedatangan Kardinal Pizzaballa (© archivio di padre Jerzy Kraj)

BETLEHEM, ARAHKITA.COM – Kota Betlehem kembali merasakan denyut perayaan Natal setelah dua tahun sunyi akibat konflik berkepanjangan. Momen ini hadir di tengah gencatan senjata yang masih rapuh di Jalur Gaza, saat ratusan ribu warga masih bertahan di pengungsian dan membutuhkan bantuan kemanusiaan dasar.

Perayaan Natal dibuka secara simbolis oleh Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, yang melakukan prosesi tradisional dari Yerusalem menuju Betlehem. Prosesi ini menandai kembalinya ritual tahunan di kota kelahiran Yesus Kristus, sekaligus membawa pesan solidaritas dari komunitas Kristen kecil di Gaza.

Setibanya di Lapangan Manger, Pizzaballa menyampaikan salam dan harapan dari umat Katolik Gaza, yang menurutnya tetap dijiwai semangat untuk bangkit dan membangun kembali kehidupan. Ia menegaskan bahwa Natal kali ini diharapkan menjadi cahaya di tengah kegelapan konflik, sebagaimana dilaporkan oleh Vatican News.

Pariwisata Mulai Bernapas, Ekonomi Lokal Berharap Pulih

Kembalinya perayaan Natal membawa arti besar bagi warga Betlehem, terutama dari sisi ekonomi. Sekitar 85 persen keluarga di kota ini bergantung langsung maupun tidak langsung pada sektor pariwisata—mulai dari hotel, toko suvenir religius, restoran, hingga pemandu wisata—yang nyaris lumpuh selama dua tahun terakhir.

Tanpa basis industri yang kuat dan aktivitas ekonomi alternatif yang memadai, Betlehem menjadi salah satu kota di Tepi Barat yang paling terdampak konflik. Situasi ini diperparah oleh pencabutan izin kerja bagi banyak pekerja Palestina serta pembayaran gaji parsial bagi pegawai Otoritas Palestina.

Pesan Harapan dari Betlehem untuk Dunia

Di tengah keterbatasan tersebut, warga Betlehem tetap menunjukkan daya lenting yang kuat. Wali Kota Maher Nicola Canawati menegaskan bahwa perayaan Natal kali ini dimaksudkan untuk memulihkan harapan yang lama terpendam.

“Setelah dua tahun terdiam, kami ingin menghidupkan kembali semangat Natal. Warga Betlehem membutuhkan harapan—harapan akan hari esok yang lebih baik,” ujarnya.

Menurut Canawati, pesan dari Betlehem tidak hanya ditujukan bagi warga Palestina, tetapi juga untuk dunia internasional. Ia menegaskan bahwa masyarakat Palestina siap hidup dalam perdamaian dan kembali menyambut pengunjung. “Betlehem aman, hotel-hotel sudah buka, dan kami siap menerima semua orang,” katanya.

Menariknya, perayaan ini dirasakan lintas iman. “Ini bukan hanya perayaan umat Kristen, tetapi pesta bagi seluruh rakyat Palestina—Kristen, Muslim, dan Samaria. Kami satu bangsa, mencintai kehidupan, dan siap memperjuangkan keadilan serta perdamaian yang berkelanjutan,” tutupnya.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru