Selasa, 30 Desember 2025

Tidur Pulas, Senjata Pelindung Jantung


 Tidur Pulas, Senjata Pelindung Jantung Tidur adalah komponen kunci dari kesehatan kardiovaskuler. (Healthline.com)

JAKARTA, ARAH KITA –  Ada banyak cara untuk melawan penyakit jantung, sebut saja dengan obat-obatan, aktivitas fisik dan diet. Sebuah studi menawarkan senjata lain: tidur malam yang nyenyak.

Para peneliti dari Pusat Penelitian Kardiovaskuler Nasional di Madrid, Spanyol, menemukan  bahwa kurang tidur kronis dan kualitas tidur yang buruk meningkatkan kemungkinan akumulasi plak lemak di arteri--suatu kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis--yang meningkatkan kemungkinan serangan jantung dan stroke.

“Penelitian ini menekankan bahwa kita harus memasukkan tidur sebagai salah satu senjata yang kita gunakan untuk memerangi penyakit jantung--faktor yang kita kompromikan setiap hari,” kata ketua peneliti Jose Ordovas, seperti dikutip dari laman webmd.com, Senin (14/1/2019).

Dalam penelitian baru, timnya menggunakan ultrasonografi koroner dan CT scan untuk melacak kesehatan arteri hampir 4.000 orang Spanyol usia dewasa. Partisipan penelitian, rata-rata berusia 46 tahun, tidak memiliki penyakit jantung pada awal penelitian.

Memang studi yang dipublikasikan di jurnal American College of Cardiology ini tidak dapat membuktikan sebab dan akibat. Namun, Ordovas dan rekannya melaporkan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam semalam adalah 27 persen lebih mungkin mengalami aterosklerosis di seluruh tubuh, daripada mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam semalam.

Kebanyakan tidur juga tidak bagus untuk jantung. Studi ini menemukan pula bahwa perempuan yang tidur lebih dari delapan jam semalam memiliki peningkatan risiko aterosklerosis.

Partisipan dengan tidur "berkualitas buruk"--sering terbangun atau sulit tidur--juga 34 persen lebih mungkin menderita aterosklerosis, dibandingkan dengan mereka yang tidur berkualitas baik.

"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa tidur yang diukur secara obyektif terkait secara independen dengan aterosklerosis di seluruh tubuh, bukan hanya di jantung," kata Ordovas yang juga peneliti di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging di Universitas Tufts di Boston, Amerika Serikat.

Orang-orang yang tidur dalam waktu singkat dan dengan kualitas buruk juga cenderung mengonsumsi kadar kafein dan alkohol yang lebih tinggi, kata Ordovas.

"Banyak orang berpikir alkohol adalah pemicu tidur yang baik, tetapi ada efek balik," kata dia. "Jika Anda minum alkohol, Anda mungkin terbangun setelah tidur singkat dan sulit untuk tidur lagi. Dan jika Anda tidur kembali, seringkali dengan kualitas tidur yang buruk."

Dua pakar kesehatan dari Amerika sepakat dengan Ordovas bahwa tidur adalah komponen kunci dari kesehatan jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler.

Meskipun hubungan sebab-akibat langsung antara tidur dan kesehatan jantung masih belum jelas, "menargetkan kebiasaan tidur seseorang akhirnya diakui di dunia medis sebagai faktor penting untuk memperbarui penyakit jantung," kata Dr. Eugenia Gianos yang mengarahkan kesehatan jantung perempuan di Rumah Sakit Lenox Hill di New York City.

Menurut Gianos, perilaku dalam jam bangun seseorang dapat menjelaskan hubungan tidur dan jantung. Itu "karena pasien dengan kebiasaan tidur yang baik memiliki energi untuk aktif secara fisik, membuat pilihan makanan sehat dan menangani stres dengan lebih baik,” ujar dia.

Studi baru ini, "membuka pintu untuk penyelidikan lebih lanjut yang mudah-mudahan menunjukkan penyebab dan efek antara kualitas tidur yang buruk dan generasi penyakit aterosklerosis," kata Thomas Kilkenny mengarahkan obat tidur di Rumah Sakit Universitas Staten Island, juga di New York City.

"Sementara itu, dokter harus terus-menerus mengevaluasi pasien mereka untuk mengidentifikasi gangguan tidur dan menekankan pada pasien mereka tentang kebutuhan untuk mempertahankan tidur enam hingga delapan jam tiap malam," kata Kilkenny.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Kesehatan Terbaru