Loading
Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (tengah) didampingi Menteri Perdagangan Budi Santoso (kedua kanan), dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani (kanan) memberikan beras SPHP secara gratis kepada warga yang berkunjung di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/12/2025). ANTARA/Harianto
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mendadak riuh pada Senin (29/12/2025) pagi. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas turun langsung ke lorong-lorong pasar, membeli sekaligus membagikan 100 karung beras SPHP kepada warga yang mengantre dengan tertib.
Zulhas tak langsung membagikan beras. Ia terlebih dahulu membeli beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari salah satu kios pedagang di Pasar Kramat Jati.
Sebanyak 100 kemasan beras SPHP ukuran 5 kilogram ia borong dengan harga Rp62.000 per karung. Total transaksi mencapai Rp6.200.000, sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Warga yang sejak pagi berdatangan tampak mengantre rapi di sela kios-kios pasar. Jajaran Kementerian Koordinator Bidang Pangan turut mengatur antrean agar pembagian berjalan tertib.
Setelah transaksi selesai, Zulhas yang didampingi Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani langsung turun tangan membagikan beras.
Prosesnya berlapis. Beras diangkat dari kios oleh Dirut Bulog, diteruskan ke Menteri Perdagangan, lalu diserahkan ke Zulhas sebelum sampai ke tangan warga. Skema itu berlangsung berulang hingga seluruh 100 karung beras SPHP habis terbagi.
Pembagian dilakukan di sela kunjungan Zulhas meninjau stok dan harga pangan. Dari hasil pemantauan, harga kebutuhan pokok di pasar tersebut terpantau stabil.
Beras premium dijual Rp14.000 per kilogram. Daging sapi berada di kisaran Rp130.000 per kilogram. Daging ayam dijual antara Rp39.000 hingga Rp41.000 per kilogram. Telur ayam ras tercatat Rp29.000 per kilogram.
Uningsih, pedagang beras di Pasar Kramat Jati yang kiosnya menjadi lokasi pembelian, mengaku lega. Penjualan beras SPHP di kiosnya sempat melambat selama libur Natal dan Tahun Baru.
“Tadi yang dibeli itu 100 karung, Beras SPHP yang kami jual sesuai HET Rp62.000 per kemasan 5 kg,” kata Uningsih.
Ia menyebut sebagian besar pembeli beras SPHP di kiosnya adalah pedagang nasi goreng. Libur panjang membuat aktivitas mereka ikut melambat, berdampak langsung pada omzet.
Borongan dari Menko Pangan, menurut Uningsih, setidaknya membantu menutup penurunan penjualan selama masa liburan.
Di tengah fluktuasi harga dan tekanan daya beli, pasar menjadi panggung paling jujur untuk melihat denyut pangan nasional. Hari itu, di Kramat Jati, beras berpindah tangan bukan sekadar komoditas—melainkan simbol kehadiran negara di lorong pasar.